“JUMBO”: Sebuah Cermin Hati Anak dan Kerinduan untuk Diterima

Film animasi JUMBO karya sineas Indonesia bukan hanya sukses secara jumlah penonton, tetapi juga menyentuh isu yang relevan di masa kini, yaitu identitas, penerimaan, dan pergumulan batin anak anak. Don, tokoh utama, adalah anak yatim bertubuh besar yang sering diejek “Jumbo”. Ia hanya memiliki satu peninggalan berharga dari orang tuanya, yaitu sebuah buku dongeng. Ketika buku itu dicuri, Don memasuki dunia imajinasi dan memulai petualangan yang bukan hanya mengubah dunia fiksi, tapi juga hatinya sendiri. 

Di balik cerita penuh warna, tersimpan pesan kuat tentang betapa setiap anak membutuhkan kasih yang menerima mereka apa adanya. Dalam kacamata firman Tuhan, ini sejalan dengan kebenaran bahwa manusia diciptakan menurut gambar Allah (Kej. 1:27) dan memiliki nilai bukan karena penampilan atau pencapaian, tetapi karena Tuhan mengasihi mereka. Don yang ditolak dunia adalah gambaran dari banyak anak hari ini: terluka, rindu dikasihi, dan berjuang memahami siapa diri mereka. 

Kisah ini juga menyentuh tema identitas diri. Dunia mencoba mendefinisikan kita berdasarkan kekurangan, tetapi hanya Tuhan yang mampu menyatakan identitas sejati kita sebagai anak-anak-Nya (Ef. 1:5). Dalam dunia yang terus-menerus memberi label negatif, JUMBO memberi ruang untuk merenungkan, dari mana kita mendasarkan rasa keberhargaan diri kita? 

Namun, ada sisi yang perlu dicermati secara kritis. Dunia fantasi yang digambarkan film ini memang indah, tetapi memuat unsur supranatural dan “kekuatan dari dalam diri” sebagai solusi. Ini bisa membentuk pandangan bahwa manusia dapat menyelamatkan dirinya sendiri, tanpa kebutuhan akan anugerah atau pertolongan dari Tuhan. Alkitab mengajarkan sebaliknya.. manusia berdosa dan tidak bisa menyelamatkan dirinya sendiri; dan hanya Kristus yang dapat menyelamatkan (Ef. 2:8–9).

Sebagai keluarga Kristen, kita dipanggil untuk tidak hanya “menjaga” anak-anak dari nilai-nilai yang salah dalam hiburan, tetapi juga menolong mereka memahami dunia dan memilah nilai-nilai yang ditawarkannya dengan standar kebenaran firman Tuhan. Anda bisa menonton JUMBO bersama anak anak, lalu ajak mereka berdiskusi: 

  • Apa yang membuat Don merasa berharga? 
  • Apa yang Alkitab katakan tentang siapa diri kita? 
  • Dari mana seharusnya kita mencari kekuatan dan pengharapan? 

Dengan pendekatan seperti ini, film JUMBO dapat menjadi alat yang Tuhan pakai untuk membuka percakapan yang mengarah pada proses pemuridan, menyembuhkan luka-luka hati, dan menanamkan pesan Injil ke dalam kehidupan anak anak. Bukan karena film itu sempurna sebagai film keluarga, tetapi karena ada pesan-pesan yang selaras dengan Injil, yang bisa membantu orang tua untuk memuridkan anak-anaknya, memudahkan mereka untuk makin memahami dan melakukan firman, serta menghidupi Injil dalam hidup mereka.

Dapatkan renungan dan artikel yang penting bagi keluarga Anda, kunjungi: www.familyasateam.org

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest