“A Minecraft Movie (2025)” – Bangun Dunia, Lupa Sang Pencipta?

Film ini bercerita tentang Steve, seorang petualang biasa di dunia Minecraft (sebuah game yang trending di kalangan anak-anak dan remaja), yang tiba-tiba harus memikul tanggung jawab besar. Bersama kawan-kawannya—Alex si petarung tangguh, Enderman yang baik hati, dan seekor serigala peliharaan setia—ia berusaha menghentikan kembalinya Ender Dragon yang mengancam seluruh dunia mereka. Lewat perjalanan penuh liku, mereka belajar arti persahabatan sejati, keberanian menghadapi ketakutan, dan kekuatan kreativitas saat bekerja sama. 

Dari sudut pandang iman Kristen, cerita ini punya banyak pelajaran berharga. Ketika Steve dan teman-temannya membangun benteng atau memecahkan teka-teki, kita diingatkan bahwa Tuhan menciptakan manusia dengan kemampuan berpikir dan berkarya, inilah yang membuat kita istimewa sebagai gambar Allah (Imago Dei).

Saat mereka saling mendukung dalam bahaya, itu menggambarkan betapa pentingnya persekutuan antar saudara seiman. Bahkan perjuangan melawan Ender Dragon bisa jadi gambaran bagaimana kita harus tegas melawan dosa dalam kehidupan nyata. 

Tapi seperti biasa, orang tua perlu mendampingi anak menyikapi beberapa hal. Dunia Minecraft memang seru, tapi ada bagian-bagian yang terasa “gelap” seperti dimensi Nether atau makhluk makhluk mistis, yang bisa mengarahkan anak kepada okultisme. Di sinilah kita perlu menegaskan bahwa kuasa perlindungan hanya datang dari Tuhan, bukan dari hal-hal gaib. Juga, meski game ini mengajak pemain bebas berkreasi, tapi bila tanpa pembatasan waktu akan menyebabkan kecanduan. Kita harus ingat bahwa kebebasan kita tetap ada batasnya, baik secara waktu, maupun secara konten- yaitu sesuai firman Tuhan.

Berikut beberapa tips untuk orang tua berkaitan dengan film ini:

  1. Jadikan tontonan sebagai bahan obrolan. Tanyakan pada anak: “Kalau kamu jadi Steve, apa yang akan kamu lakukan berbeda dari apa yang kamu lihat di film?” atau “Menurutmu, apa yang membuat tim Steve bisa menang?” Ajak anak berkreasi sambil belajar. Mainkan balok kayu atau LEGO bersama, lalu hubungkan dengan cerita Alkitab, misalnya: membangun “menara Babel” sambil membahas akibat kesombongan (Kejadian 11). 
  2. Atur waktu bermain dengan bijak. Sepakati durasi bermain Minecraft, sambil jelaskan bahwa terlalu asyik dengan game bisa membuat kita lupa hal-hal penting lain.
  3. Ajarkan untuk menyaring konten, baik konten game, film, ataupun konten-konten di sosmed. Bantu anak membedakan mana yang hanya fantasi game, skenario film, dan bagaimana kebenaran firman Tuhan yang sebenarnya.

Film “A Minecraft Movie” ini sebenarnya seperti pisau bermata dua: bisa jadi sarana belajar yang menyenangkan, tapi juga punya risiko jika tidak disikapi dengan benar. Tugas kitalah sebagai orang tua untuk memandu anak menikmati hiburan sekaligus mengambil hikmahnya. Seperti kata Alkitab, kita memang boleh menikmati banyak hal di dunia, tapi jangan sampai terperangkap di dalamnya. Kita perlu menguji segala sesuatu. Dan yang terpenting, segala sesuatu harus kita lakukan, termasuk menonton film, bermain game, semuanya untuk kemuliaan Tuhan. 

Dengan pendekatan yang tepat, nonton bareng keluarga bisa jadi momen seru sekaligus sarana menanamkan nilai-nilai iman!

Dapatkan renungan dan artikel yang penting bagi keluarga Anda, kunjungi: www.familyasateam.org

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest