Seorang saudara akan menyerahkan saudaranya untuk dibunuh, demikian juga seorang ayah terhadap anaknya. Dan anak-anak akan memberontak terhadap orang tuanya dan akan membunuh mereka. (Markus 13: 12)
POKOK PIKIRAN
Seberapa dekat kita dalam anggota keluarga saling melukai, sama hal nya seberapa dekat kita dengan anggota keluarga Allah masih bisa melukai.
AYAT HAFALAN
”Segala sesuatu yang kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah demikian juga kepada mereka. “ Itulah isi seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi. (Matius 7:12 ) TB
Tuhan Yesus mengingatkan bahwa seorang yang setia padaNya akan harus memilih antara keluarga dan imannya, antara lingkungan teman-teman dan iman mereka. Dalam dunia yang kejam dan telah jatuh ini, pengkhianatan dekat di hati orang-orang percaya sama halnya terjadi pada Sang Juruselamat. Kita tidak akan menjadi terkejut bahwa dalam lingkungan keluarga kita, adanya orang-orang yang mengkhianati kita, para murid saja dalam lingkungan terdekat Sang Juruselamat bisa mengkhianati Dia.
Pengampunan adalah kunci memulihkan pengkhianatan, Tuhan Yesus melemparkan pembelaan dalam lautan pengampunan, sejauh timur dari barat. Kita harus melakukan yang sama sebagai pengikutNya, karena dicipta dalam gambar dan rupaNya. Bukan hanya sekali, seperti kecenderungan kita mengampuni, kita harus memperluas kemurahan hati, sementara kita sering menentukan batas, sementara Allah tidak, dalam hal memberikan pengampunan.
Kita terus melepaskan pengampunan, meski entah berapa kali orang terdekat dalam lingkungan keluarga melakukannya, karena semakin kita dekat dalam lingkaran keluarga, semakin besar kesempatan untuk saling melukai. Kita tidak berhenti mengampuni mereka, karena mereka telah “salah sasaran” sama seperti Yesus terus memperluas kemurahan dan belas kasihanNya atas kita, saat kita mengkhianati dan melukai dia berulang kali, menyadari atau tidak menyadarinya.
PERTANYAAN RENUNGAN
Jika kita sudah merasa “terlalu banyak” untuk memberikan kemurahan hati untuk mengampuni sesama, kita perlu bertanya balik, berapa banyak kita sudah melukai hati Allah, dan Ia tetap mengampuni kita.
-- Pdt. Dedy. S. Ginta --