Memang, mempertimbangkan banyak hal sebenarnya wajar dilakukan seseorang. Namun, bagaimana jadinya ketika terlalu banyak yang dipikirkan sehingga sulit untuk menentukan pilihan? Hal ini bisa menjadi salah satu tanda dari overthinking, lho!
Dilansir dari Psychology Today, overthinking atau terlalu banyak berpikir bisa menyebabkan tekanan emosional yang serius.
Jika dibiarkan terus-menerus, maka hal tersebut bisa berpengaruh pada kesehatan mental seseorang. Seseorang yang overthinking juga cenderung mengabaikan kenyataan (khususnya yang positif), dan terlalu berintuisi serta memikirkan berbagai kemungkinan yang belum tentu akan benar-benar terjadi.
“Jika Anda cenderung mengabaikan insting dan membuat daftar pro dan kontra yang panjang, maka itu bisa menjadi tanda overthinking. Seseorang yang overthinking juga cenderung sulit untuk membuat keputusan,” ungkap psikolog Dr. Helen Odessky.
Overthinking kerap kali muncul karena seseorang terus mengingat dan memikirkan hal-hal tertentu yang lahir dari berbagai keadaan. Ia bisa jadi muncul dari kenangan pilu di masa silam, kesalahan yang kita sesali hingga bayang-bayang kegagalan yang berisiko terjadi. Dikutip dari Psychology Today, overthinking dapat berupa ruminasi - kondisi ketika seseorang berhubungan dengan ingatan terus-menerus pada masa lalu, dan kuatir berlebihan, jika ia berhubungan dengan masa depan. Sebuah studi menemukan bahwa 52 % dari orang-orang setengah baya berusia 45 - 55 tahun memikirkan suatu problem secara berlebihan atau mengalami overthinking. Demikian pula, ada sekitar 73 % dari orang dewasa usia 25 - 35 tahun terjebak di masalah yang sama.
Seseorang yang overthinking terlalu banyak merenungkan masa lalu dan mengkhawatirkan masa depan. Namun, overthinking berbeda dengan refleksi diri.
Refleksi diri masih menempatkan perspektif tentang diri sendiri terhadap situasi yang terjadi. Ketika seseorang melakukan refleksi diri, mereka juga akan memiliki tujuan yang pasti, yaitu memperbaiki kesalahan agar tidak terjadi di kemudian hari.
Namun, ketika overthinking, tidak ada solusi yang bisa diambil saat menghadapi tantangan. Hal ini bisa membuat seseorang menjadi frustasi.
Overthinking dapat ditunjukkan oleh beberapa tanda, yaitu sebagai berikut:
• Tidak dapat berhenti merasa khawatir.
• Sering khawatir terhadap hal-hal yang tidak dapat dikendalikan.
• Selalu mengingat kesalahan yang sudah lewat.
• Sering mengingat kembali momen memalukan, berulang kali.
• Terlalu banyak berandai-andai pada kejadian yang tidak pernah terjadi.
• Mengalami kesulitan tidur setiap harinya.
• Tidak mampu berhenti memikirkan perkataan orang lain.
• Menghabiskan banyak waktu untuk memikirkan makna tersembunyi di balik perkataan orang atau peristiwa yang terjadi.
• Tidak menyukai orang lain yang mengatakan sesuatu atau bertindak dengan cara yang tidak Anda sukai.
• Menghabiskan banyak waktu baik untuk memikirkan peristiwa masa lalu atau mengkhawatirkan masa depan.
Itulah tanda-tanda overthinking yang harus Anda waspadai. Lalu, apa penyebabnya?
Overthinking ini bisa dipicu oleh adanya kekuatiran akan suatu hal, mulai dari masalah sepele dalam kehidupan sehari-hari, masalah besar, hingga trauma di masa lalu, yang membuat Anda tidak bisa berhenti memikirkannya. Selain itu masalah rendah diri (minder), ketidak-yakinan bisa menjalani masa depan, juga menjadi faktor pencetus overthinking.
Bila tidak segera diatasi, berikut adalah dampak-dampak buruk yang bisa terjadi:
1. Menghambat aktivitas sehari-hari
Selain membuang-buang waktu, memikirkan sesuatu secara berulang-ulang membuat energi jadi ikut terkuras dan tubuh terasa lelah. Tidak jarang overthinking juga membuat Anda insomnia atau terbangun di malam hari karena anxiety dreams, akibat terus memikirkan kekhawatiran yang Anda rasakan.
Nah, rasa lelah dan waktu tidur yang tidak teratur ini tentu bisa menghambat Anda untuk melakukan aktivitas sehari-hari.
2. Menurunkan performa kerja.
Tidak hanya menghambat aktivitas Anda saja, kebiasaan ini juga dapat menurunkan performa kerja Anda. Overthinking akan membuatmu menjadi sulit untuk berkonsentrasi, tidak fokus dalam memecahkan masalah, bahkan kesulitan berkomunikasi dengan orang lain.
Hal ini dibuktikan oleh sebuah penelitian yang dilakukan kepada para atlet. Dalam penelitian ini, atlet yang memiliki kebiasan overthinking cenderung mengalami penurunan performa saat tampil jika dibandingkan dengan yang tidak overthinking, meskipun sebenarnya ia lebih terlatih.
3. Membuat emosi jadi tidak terkontrol
Alih-alih mendapatkan solusi terbaik, kebiasaan overthinking justru bisa membuat Anda kesulitan untuk mengontrol emosi. Anda akan cenderung tidak mampu mengendalikan amarah, mudah panik, insecure, bahkan memiliki pemikiran dan perilaku yang aneh.
Sebuah penelitian menyatakan bahwa overthinking dapat menyebabkan tekanan emosi yang berlebihan hingga mendorong seseorang untuk melampiaskan emosi dengan cara yang tidak sehat, seperti mengonsumsi makanan tidak sehat dan minuman beralkohol.
Di lain kasus, overthinking juga bisa menyebabkan seseorang ingin mengurung diri dan mengurangi interaksi sosial dengan orang lain. Jika ini terus terjadi, risiko terjadinya depresi akan meningkat.
4. Mengalami gangguan kesehatan
Selain berdampak pada kesehatan mental, overthinking juga berpengaruh pada kesehatan fisik. Kebiasaan ini bisa menyebabkan Anda mengalami sakit kepala, demam, nyeri dada, jantung berdebar, sesak napas, hingga tekanan darah tinggi.
Bahkan pada kasus yang lebih parah, overthinking bisa meningkatkan risiko terkena diabetes, stroke, dan serangan jantung.
Cara Mengatasi Overthinking
Overthinking yang tidak ditangani dengan baik bisa mengganggu produktivitas dan kualitas hidup Anda. Ada baiknya, Anda mengetahui cara mengatasi overthinking dengan baik.
Berikut ini tips untuk menghentikan overthinking, sebagaimana dilansir dari Psychology Today.
1. Perhatikan pikiran. Kesadaran adalah langkah pertama untuk mengakhiri overthinking. Ketika telah menyadari bahwa Anda mulai banyak berpikir: melihat peristiwa dalam pikiran secara berulang, atau mengkhawatirkan hal-hal yang tidak dapat Anda kendalikan, akui bahwa pikiran itu tidak produktif.
2. Hadapi pikiran negatif sebelum memburuk. Setelah menyadari kondisi yang Anda alami, sekarang saatnya untuk belajar mengendalikan pikiran tersebut. Pikiran negatif dapat dengan mudah membuat Anda terbawa. Kendalikan diri Anda agar tidak terlarut dalam pikiran tersebut dan tanamkan dalam pikiran bahwa hal tersebut terlalu berlebihan untuk dipikirkan, sehingga sebaiknya Anda berhenti memikirkannya.
3. Fokus pada pemecahan masalah. Overthinking dapat muncul ketika kita menghadapi masalah tertentu dalam hidup. Namun, yang harus diketahui memikirkannya berlarut-larut tidak selalu dapat menyelesaikan masalah tersebut. Sebaiknya Anda fokus pada langkah pasti yang dapat menjadi solusi masalah tersebut. Jangan terus menyesali mengapa sesuatu dapat terjadi, tapi lebih baik fokus pada apa yang dapat memperbaiki keadaan tersebut.
4. Jadwalkan waktu refleksi. Jika harus memikirkan masalah-masalah kehidupan, luangkanlah waktu untuk hal tersebut. Anda dapat meluangkan waktu sekitar 20-30 menit untuk refleksi dan introspeksi diri. Anda dapat memikirkan kesalahan yang Anda lakukan dan fokus pada bagaimana memperbaikinya. Selain itu Anda juga dapat memikirkan tentang tantangan-tantangan di depan dan menyusun strategi untuk melewatinya. Apabila waktu tersebut habis, Anda harus kembali ke aktivitas biasa dan kembali produktif.
5. Berlatih Mindfulness. Mindfulness mengharuskan Anda sepenuhnya sadar dan fokus pada keberadaan saat ini. Cara ini membutuhkan latihan dan jika Anda berhasil melakukannya, maka akan sangat membantu dalam mengurangi overthinking. Beberapa cara yang dapat dilakukan untuk melatih mindfulness adalah sebagai berikut:
- Hindari akses pada pekerjaan di luar jam kerja Anda dan fokus pada aktivitas lain yang bisa dilakukan;
- Nikmati makanan Anda dengan perhatian penuh, jangan melakukan hal lain ketika makan;
- Jalan-jalan sambil memerhatikan lingkungan sekitar, bila perlu catat apa saja yang Anda temui di jalan mulai dari apa yang Anda lihat, dengar, dan hirup.
6. Mencari Distraksi. Mencari kegiatan baru dapat menjadi salah satu cara menghilangkan overthinking yang ampuh. Setiap orang dapat memiliki distraksi yang berbeda-beda. Lakukanlah kegiatan-kegiatan yang dapat membuat Anda senang dan lupa pada apa yang dipikirkan. Kegiatan ini dapat berupa olahraga, membaca buku, mempelajari hal baru, atau banyak aktivitas lainnya.
7. Biasakan bersyukur. Ingat, merenungkan sesuatu terlalu lama tidak akan menyelesaikan masalah. Lebih baik perbanyak bersyukur dan belajar dari kesalahan agar tidak mengulangnya di masa mendatang. Temukan hal-hal baik yang pernah dan sedang Anda lakukan. Fokus pada kata-kata dan sikap positif yang Anda dengar, lihat, alami dari orang lain; terutama orang-orang terdekat Anda.
Selain cara-cara tersebut, mengapresiasi segala pencapaian diri, serta melakukan saat teduh pribadi (berdoa, membaca Kitab Suci, mendengarkan ceramah yang menguatkan iman) juga bisa menjadi alternatif lain dalam menghentikan overthinking.
Disarikan dari berbagai sumber