Salah satu tanggung jawab utama seorang suami adalah menjadi penyedia secara jasmani. Seorang suami perlu memberikan hasil keringat atau upah yang didapat dengan cara yang benar, bukan dengan menghalalkan segala cara asalkan bisa menyediakan kebutuhan untuk keluarganya. Tersedianya kebutuhan mendasar keluarga, berdampak pada terciptanya kedamaian dalam keluarga.
Ketika seorang suami melakukan pekerjaan ataupun bisnis yang selaras dengan prinsip moral dan hukum yang berlaku, mereka akan menghargai hasil kerjanya dan memiliki kebanggaan. Seorang suami yang melakukan tanggung jawabnya, mengajarkan kepada anak-anak , khususnya anak-anak laki-laki, tentang tanggung jawab yang (nantinya) akan mereka lakukan sebagai seorang suami dan ayah.
Selain menjadi penyedia secara jasmani, seorang suami yang baik juga menjadi penyedia kebutuhan rohani, atau menjadi pemimpin rohani/imam bagi keluarganya. Menjadi pemimpin rohani dimulai dari hubungan kita pribadi dengan Tuhan. Kita tidak mungkin memimpin keluarga untuk percaya dan beriman kepada Tuhan, tanpa kita lebih dulu mengalami kasih Tuhan yang nyata dalam hidup.
Sebagai pemimpin rohani, bisa saja seorang suami bisa berbuat salah, karena bagaimanapun juga sebagai manusia tak lepas dari kelemahan. Sebagai seorang pemimpin rohani, seorang suami masih bisa bertengkar dengan pasangan atau anak-anaknya, membuat keputusan yang salah dan berdampak buruk bagi keluarga. Namun iman dan hubungan yang kuat dengan Tuhan akan memampukannya untuk terus melangkah maju dengan kesabaran, anugerah, dan banyak cinta kasih dari Tuhan, serta dukungan dari keluarga.
Berikut beberapa hal yang bisa dilakukan untuk menjadi pemimpin rohani yang efektif:
• Kembangkan kebiasaan berdoa setiap hari dan juga terbukalah untuk doa spontan.
• Ambillah inisiatif untuk memulai doa bersama dengan istri. Temukan waktu untuk berdoa secara teratur dan spontan dengan istri, untuk membangun ikatan yang kuat dengan pasangan.
• Baca dan renungkan Kitab Suci setiap hari untuk membangun kehidupan rohani.
• Bagikan apa yang telah kita dapatkan setelah membaca Kitab Suci. Diskusikan secara teratur bersama keluarga.
• Beribadahlah secara teratur, dan bergabunglah dalam komunitas yang sehat agar kita bisa mempengaruhi (dan dipengaruhi) dengan prinsip-prinsip kebenaran.
Kalaupun saya berada di luar kota atau bahkan luar negeri, pada waktu yang kami sepakati untuk doa bersama, saya akan melakukan telepon ataupun video call, untuk berdoa bersama keluarga saya. Kami atur untuk yang memimpin doa secara bergantian, tetapi sebagai pemimpin rohani saya perlu memastikan dan menginisiasi berlangsungnya mezbah keluarga.
Ketika seorang suami bertanggung jawab dengan baik, tidak hanya istri akan makin mencintainya, tapi juga anak-anak akan melihat teladan dan akan memiliki model yang bagus untuk pernikahan mereka di masa depan.
Himawan H.
Direktur Eksekutif Family First Indonesia