Processing...

SINDROM TOURETTE


Diposting oleh | Tue, 30 Jun 2020 05:31:00


Sindrom Tourette adalah gangguan yang menyebabkan penderitanya tiba-tiba melakukan gerakan atau ucapan berulang yang tidak disengaja dan di luar kendali, yang disebut tic. Kondisi ini biasanya dimulai pada usia 2-15 tahun, dan lebih umum terjadi pada anak laki-laki dibanding anak perempuan.

Tic umum terjadi pada anak-anak, dan biasanya tidak bertahan lebih dari satu tahun. Namun pada anak-anak dengan sindrom Tourette, tic berlangsung selama lebih dari satu tahun dan muncul dalam berbagai macam perilaku.


Penyebab Sindrom Tourette
Hingga saat ini, penyebab pasti sindrom Tourette masih belum diketahui. Namun ada sejumlah dugaan bahwa kondisi ini disebabkan oleh:

- Sistem saraf otak. Beberapa studi menunjukkan, anak dengan sindrom Tourette memiliki cacat pada struktur, fungsi, atau zat kimia otak yang menghantarkan impuls saraf (neurotransmitter), termasuk serotonin dan dopamin.

- Genetik. Pada banyak kasus, kelainan gen yang diwarisi orang tua pada anak diduga sebagai penyebab sindrom Tourette.

- Lingkungan. Gangguan yang dialami ibu selama masa kehamilan dan kelahiran diduga menjadi pemicu sindrom Tourette pada anak. Gangguan tersebut dapat berupa stres yang dialami ibu dalam masa kehamilan atau proses kelahiran yang berlangsung lama. Kondisi fisik bayi saat lahir juga diduga turut berdampak pada kemunculan sindrom ini, misalnya berat lahir di bawah normal. Selain itu, infeksi kuman Streptococcus pada anak diduga juga terkait dengan terjadinya sindrom ini.



Faktor Risiko Sindrom Tourette

Meski penyebab pastinya belum diketahui, namun ada sejumlah faktor risiko yang bisa menyebabkan seseorang terserang sindrom Tourette, yaitu:

- Jenis kelamin. Laki-laki 3-4 kali berisiko lebih tinggi mengalami kondisi ini dibanding perempuan.

- Riwayat keluarga. Seseorang yang memiliki keluarga dekat penderita sindrom Tourette atau gangguan tic lainnya, lebih berisiko mengalami sindrom Tourette.


Gejala Sindrom Tourette

Gejala umum sindrom Tourette adalah tic. Tic dapat diklasifikasikan dalam beberapa jenis, yaitu:

- Motor tics, yaitu melakukan gerakan yang sama secara berulang. Motor tics dapat melibatkan kelompok otot dalam jumlah terbatas (simple tics), maupun beberapa otot sekaligus (complex tics). Beberapa gerakan yang termasuk ke dalam simple motor tics adalah berkedip, mengangguk, menggeleng, dan menggerak-gerakkan mulut. Sedangkan pada complex motor tics, penderita umumnya mengulang gerakan seperti menyentuh atau mencium suatu benda, meniru pergerakan suatu benda, menekuk atau memutar badan, meloncat, dan melangkah dalam pola tertentu.

- Vocal tics, yaitu membuat suara yang berulang. Sama seperti motor tics, vocal tics juga bisa terjadi dalam bentuk simple tics maupun complex tics.eberapa contoh dari simple vocal tics adalah batuk, berdeham, dan membuat suara menyerupai binatang seperti menggonggong. Sedangkan pada complex vocal tics, gejala yang muncul antara lain mengulang perkataan sendiri (palilalia) atau perkataan orang lain (echophenomena), dan mengucapkan kata-kata kasar dan vulgar (koprolalia).


Stres, cemas, kelelahan, atau sebaliknya terlalu bersemangat, bisa memperburuk tic. Selain itu, tic juga bisa memburuk di awal masa remaja, dan berkembang saat masa transisi dari masa remaja ke masa dewasa.


Komplikasi Sindrom Tourette yang Mungkin Terjadi
Pada sebagian besar kasus, Sindrom Tourette (ST) yang terjadi lebih dari satu tahun, dapat menyebabkan komplikasi atau berbagai kondisi lain yang menyertai. Beberapa kondisi tersebut adalah:

- Gangguan perilaku, dialami 8 dari 10 anak yang mengidap Sindrom Tourette.

- ADHD (attention deficit hyperactivity disorder). Kondisi ini terjadi pada 6 dari 10 anak dengan sindrom tourette.

- OCD (obsessive-compulsive disorder) atau OCB (obsessive-compulsive behavior). 5 dari 10 anak yang mengidap Sindrom Tourette diketahui mengalami kondisi ini.

- Perilaku melukai diri sendiri. Kondisi ini dialami oleh 3 dari 10 anak dengan Sindrom Tourette.

- Gangguan suasana hati. 2 dari 10 anak penderita Sindrom Tourette mengalami depresi.

- Gangguan tingkah laku (conduct disorder), dialami oleh 1-2 anak dari 10 pengidap Sindrom Tourette.


Pengobatan Sindrom Tourette


Tidak ada penanganan definitif untuk Sindrom Tourette, tetapi tata laksana ditujukan meringankan gejala. Umumnya, Obat-obatan psikotik akan diberikan kepada pengidap. Hal ini bertujuan untuk menurunkan kadar dopamin dalam otak, sehingga pengidap bisa mengontrol tics. Botox dapat diberikan untuk meredakan gejala yang melibatkan otot. Stimulan seperti methylphenidate berguna untuk mengatasi gejala ADHD pada pengidap Sindrom Tourette.

Terkadang, dokter meresepkan obat-obatan penurun tekanan darah yang membantu mengatasi gejala seperti serangan impulsif. Selain itu, antidepresan dapat diberikan untuk mengatasi kecemasan dan gangguan mood. Studi terbaru menunjukkan keuntungan pemberian obat-obatan anti-kejang pada pasien Sindrom Tourette. Sedangkan untuk Sindrom Tourette terkait dengan kondisi psikologis, penanganan terapi kognitif dan kebiasaan dapat dilakukan untuk meredakan gejala dan membantu pengidap menangani dampak psikologis.


Respon Keluarga

Dalam beberapa kasus, tic terjadi saat anak sedang stress. Berikan waktu yang lebih untuk anak yang sedang mengalami tic. Dengarkan kisahnya, kegalauannya, pergumulannya. Jangan sampai Anda terkesan meremehkan / kurang menganggap penting pergumuan yang dihadapinya. Segera temukan apa yang membuat anak Anda stress, dan segera menangani/menyelesaikan penyebab stress nya. 

Yang berikutnya jangan menegur atau menyuruh anak untuk mengurangi gejala tic yang terjadi. Biasanya yang merasa malu adalah kita, orang tua. Apalagi ditambah teguran dan omongan teman lain membuat kita menjadi banyak menuntut anak. Padahal sebenarnya anaknya sendiri tidak merasa terganggu, karena gerakan itu terjadi secara reflek, bukan sesuatu yang dipikirkan atau direncanakan sebelumnya. Daripada menegur bahkan memarahinya saat gejala tic muncul, lebih baik Anda memikirkan cara penanganan/terapi yang nyaman baginya. Misalnya untuk matanya sering berkedip, Anda bisa melatihnya untuk mengusap-usap matanya. Atau, yang lebih baik baik lagi, Anda sebagai orangtua lah yang mengusapnya sambil mengucapkan kata-kata yang membesarkan hati dan menenangkannya. 


Pada akhirnya, respon kita sebagai orangtua, dukungan emosional yang positif dari saudara-saudaranya, kasih tanpa syarat, menjadi hal-hal yang penting dan sangat dibutuhkan agar anak yang mengalami Sindrom Tourette dapat menjalani hidupnya dengan penuh sukacita dan percaya diri, bahkan bisa mengurangi timbulnya gejala tic. 


Terverifikasi :
Project ini telah melewati proses verifikasi Family First Indonesia.
Kunjungan Lokasi :
Project Creator telah mengunjungi lokasi dan memiliki orang yang dapat dihubungi di lokasi tersebut.
Kunjungan Staff :
Team Family First Indonesia telah mengunjungi lokasi project ini.
Terhubung :
Penggalangan dana ini terhubung dengan yayasan (XXXXXX)