Processing...

SELAGI DIRUMAH SAJA: KEGIATAN MENYENANGKAN BERSAMA BUAH HATI MELALUI STORY TELLING


Diposting oleh | Tue, 12 May 2020 05:18:09

“Storytelling is the most powerful way to put ideas into the world 

(Robert McKee)


Ingatan penulis menerawang jauh 30 tahun yang sudah berlalu, ketika malam itu imajinasi melayang jauh sambil mendengarkan cerita yang disampaikan Mama.  Mama saya bukanlah orang yang “pandai” karena beliau hanya sempat sebentar saja mengenyam pendidikan formal, tetapi dia adalah seorang wanita yang lembut sekaligus narator yang baik.  Bukan hanya itu... Mama adalah guru paling keren menurut saya, karena meskipun tidak mengenyam pendidikan tinggi, beliaulah yang mengajari  anak-anaknya membaca, berhitung dan bercerita.  

Kisah bawang merah dan bawang putih, kisah kancil dan kura-kura, kisah gedana dan gedini,  menjadi kisah yang selalu menarik di dengarkan kala itu.  Bukan hanya karena alur yang dibuat dramatis tetapi selalu ada pesan moral yang tersampaikan dengan baik. Itu pengelaman saya, bagimana dengan pengalaman anda?

Saya percaya setiap kita setuju, ketika gadget belum hadir di masa itu, ketika Youtube bahkan belum terfikir untuk dibuat, ketika media sosial belum ada, mendengarkan cerita yang disampaikan Mama atau Papa menjadi moment yang berharga dan bermakna.  Ada banyak manfaat yang bisa didapatkan baik bagi sang pencerita maupun pendengar.  Menurut saya, saat ini story telling menjadi kegiatan  yang baik untuk dilakukan di rumah (#dirumahaja).  Melakukan kegiatan yang menyenangkan bersama dengan buah hati.  Bukan hanya membuat mereka semakin dekat dengan kita, tetapi juga bisa disisipkan pesan-pesan moral untuk membentuk karakter mereka.


Sejarah dan Perkembangan Story telling

Kegiatan story telling sudah ada sejak abad ke-6 sebelum Masehi di India.  Pada waktu itu pendongeng bercerita   dengan menggunakan media yang dituangkan dalam lembaran daun palem, kulit   kayu, atau kain. Mendongeng dengan gambar lalu menyebar ke China, Jepang, Mongolia, Persia, Turki dan seterusnya bahkan sampai ke Indonesia.   Story telling merupakan cabang dari ilmu sastra yang paling tua, namun tetap up to date. Meskipun tujuan dan syarat-syarat dalam story telling terus berubah dari abad-ke abad, dan dari kebudayaan satu ke kebudayaan lain, story telling berkelanjutan untuk memenuhi dasar yang sama dari kebutuhan-kebutuhan secara sosial dan juga  individu. Perilaku manusia nampaknya mempunyai impuls yang dibawa sejak lahir (alami) untuk menceritakan perasaan dan pengalaman- pengalaman yang dialami melalui bercerita. Cerita dituturkan untuk menciptakan kesan pada dunia. Mereka mengekspresikan perasaan, kepercayaan, keinginan, dan harapan dalam cerita sebagai usaha untuk menerangkan dan saling mengerti satu sama lain.

Jauh sebelum munculnya peninggalan tertulis seperti buku dan sekarang di era digital ada e book, manusia berkomunikasi dan merekam peristiwa-peristiwa dalam kehidupan mereka dengan bertutur dan bercerita secara turun-temurun. Tradisi lisan dahulu sempat menjadi primadona dan andalan para orang tua, terutama ibu dan nenek, dalam mengantar tidur anak ataupun cucu mereka.  Mendongeng merupakan keterampilan berbahasa lisan yang bersifat produktif.  Dengan demikian, mendongeng menjadi bagian dari keterampilan berbicara. Keterampilan mendongeng sangat penting bukan hanya dalam menumbuhkan keterampilan berkomunikasi, melainkan juga sebagai seni.

Ada banyak jenis cerita yang disampaikan, seperti kisah-kisah legenda, kisah imajinasi ataupun Fabel (kisah kehidupan binatang yang digambarkan dapat berbicara seperi manusia).  Apapun jenis ceritanya bukan hanya mengedepankan cerita yang menarik, alur cerita yang dinamis tetapi ada pesan moral yang disampaikan.  Biasanya terkait dengan bagaimana memiliki karakter yang baik dan bagaimana pentingnya memiliki kehidupan spiritual yang baik.  Apa yang diceritakan secara umum mengacu kepada tata karma atau  norma yang memang berlaku dalam kehidupan masyarakat.  Mengenai bagaimana kita seharusnya bersikap di tengah lingkungan sosial, bagaimana menjadi orang yang memiliki karakter yang baik seperti tidak boleh sombong, tidak pantang menyerah, menjadi orang yang selalu mau menolong dll.


Manfaat Story telling

Berdasarkan banyak penelitian story telling bermanfaat bukan hanya bagi pencerita tetapi juga bagi mereka yang mendengarkan cerita.  Bagi sang pencerita, story telling menolong seseorang untuk mengekspresikan perasaan atau emosi.  Story telling juga merupakan salah satu cara yang efektif untuk mengembangkan aspek-aspek kognitif (pengetahuan), afektif (perasaan), sosial, dan aspek konatif (penghayatan).  Selain itu  bercerita dengan media buku memiliki hubungan atau korelasi dengan prestasi anak di sekolah karena kegiatan yang terpenting dalam membangun pengetahuan anak untuk keterampilan mereka dalam membaca adalah mendongeng dengan buku.  Hal-hal lain yang menjadi manfaat dari story telling antara lain:


a. Menanamkan nilai-nilai

Story telling merupakan sarana untuk “mengatakan tanpa mengatakan”,  maksudnya  story telling dapat menjadi sarana untuk mendidik tanpa perlu menggurui.

b. Melatih daya konsentrasi

Story telling sebagai media informasi dan komunikasi yang digemari anak-anak, melatih kemampuan mereka dalam memusatkan perhatian untuk beberapa saat terhadap objek tertentu. 

c. Mendorong anak mencintai buku dan merangsang minat baca anak

Story telling dengan media buku atau membacakan cerita kepada anak-anak ternyata mampu mendorong anak untuk mencintai buku dan gemar membaca.

d. Membangun kedekatan orang tua dengan anak

Menggunakan waktu untuk bercerita kepada anak akan menambah “bonding” antara orang tua dengan anak.  Kelekatan itu sendiri akan menghasilkan hal yang positif dimana anak merasa dikasihi, mendapatkan perlindungan dan anakanak yang dekat dengan orang tuanya akan cenderung terhindar dari pengaruh buruk dari luar.

e. Melatih anak-anak untuk mengekspresikan emosi dan meningkatkan kepercayaan diri

Melalui story telling, orang tua bukan hanya bercerita satu arah tetapi juga menggunakan kesempatan untuk berdialog dengan anak.  Secara tidak langsung anak dilatih untuk mengungkapkan emosi dan lebih percaya diri dalam mengungkapkan apa yang ada di dalam pikirannya


Manfaat story telling tentunya masih banyak lagi, dan yang pasti moment bersama orang tua, mendengarkan cerita sambil bermanja menjadi moment berharga yang akan terus dikenang sampai mereka dewasa.  Jangan takut kehabisan ide cerita, banyak media yang bisa pakai untuk mendapatkan cerita atau ide cerita.  Jangan takut anak-anak bosan akan cerita kita, karena pada kenyataannya bahkan cerita yang sama bisa mereka minta untuk kita ceritakan berulang-ulang sampai akhirnya mereka bisa ceritakan itu semua kepada orang lain.  

Jadi, selagi di rumah saja, mumpung kesempatan itu ada, ayo mulai cari cerita apa yang akan kita sampaikan kepada mereka hari ini dan anda akan merasakan manfaatnya.  


Di rumah saja, siapa takut....  

Di rumah saja pasti gak bosan karena akan selalu ada cerita yang berkesan....


Endi Dharmawan

Direktur Family First Indonesia Academy

Terverifikasi :
Project ini telah melewati proses verifikasi Family First Indonesia.
Kunjungan Lokasi :
Project Creator telah mengunjungi lokasi dan memiliki orang yang dapat dihubungi di lokasi tersebut.
Kunjungan Staff :
Team Family First Indonesia telah mengunjungi lokasi project ini.
Terhubung :
Penggalangan dana ini terhubung dengan yayasan (XXXXXX)