Memulai kehidupan pernikahan sama saja dengan membuka tantangan baru dalam hidup. Salah satu tantangan tersebut adalah memiliki ibu dari pasangan, alias ibu mertua.
Tidak bisa dipungkiri bahwa relasi dengan ibu mertua merupakan salah satu isu yang cukup dibicarakan banyak orang, khususnya wanita. Banyak wanita yang memiliki hubungan yang kurang baik dengan ibu mertuanya. Entah sering salah paham, entah memiliki pendapat yang bertolak belakang, entah hal lainnya. Terkadang, rasanya ingin menghadapi ibu mertua secara berani dengan cara kita sendiri. Namun, sikap seperti itu dapat menimbulkan masalah lain, seperti dari pasangan kita sendiri.
Sebenarnya, setiap dari kita tentu ingin menjadi menantu yang baik untuk mertua kan? Kita ingin bisa hidup bahagia dengan ibu mertua dan bisa saling menyayangi, tanpa ada perang dingin. Lalu, bagaimana caranya?
Mungkin 4 (empat) hal sederhana ini bisa membantu...
Bersikap Baik dan Adil pada Ibu Mertua
Beberapa di antara kita ada yang merasa sungkan untuk menganggap ibu mertua layaknya ibu sendiri. Cobalah untuk bersikap kepada ibu mertua layaknya kepada ibu sendiri. Misal saja, kita memberikan hadiah kepada ibu kita, maka belikan juga hadiah untuk ibu mertua. Contoh lainnya, bila memungkinkan, mengunjungi orang tua kita sama seringnya dengan kunjungan ke rumah mertua. Dengan begitu, hubungan antara kita dengann ibu mertua jadi lebih baik. Beliau pun tidak akan merasa iri dan tidak nyaman karena merasa kita lebih sayang kepada ibu kandung daripada kepadanya.
Lebih Kooperatif dengan Ibu Mertua
Jangan membuat ibu mertua merasa sebagai tamu di rumah kita. Sekalipun sebenarnya kita tidak ingin merepotkan mertua dalam mengurus rumah. Jika ibu mertua kita ingin melakukannya, persilakan saja. Apakah ibu mertua ingin membantu memasak, maka izinkan belau melakukannya. Jika mertua sedang duduk bersantai di teras rumah, temani dia dan berbincanglah bersama. Jangan merasa sungkan. Selain itu, cara ini dapat membuat kita makin mengenal ibu mertua lebih jauh, juga sebaliknya.
Menghormati Ibu Mertua
Menghormati di sini seperti memberi kesempatan kepada ibu mertua memberikan pendapatnya ketika kita atau pasangan sedang melakukan sesuatu. Misalnya, ijinkan beliau mengajari cara yang dilakukannya dalam membuat masakan kesukaan pasangan. Dengarkan dan hargai yang beliau katakan. Bagaimanapun, ibu mertua lebih berpengalaman dan bijak sana daripada kita.
Selain itu, bentuk menghormati ibu mertua bisa dengan menemaninya bercakap-cakap, atau membantunya melakukan hoby-nya. Saat berkomunikasi dengannya, gunakan tutur kata yang baik. Tanyakan hal-hal mengenai masa kecilnya, atau tentang cara dirinya merawat anak-anaknya dulu, atau tentang pengalaman hidupnya. Momen seperti ini dapat membuat ikatan antara kita dengan ibu mertua berjalan lebih baik, daripada hanya membantahnya.
Saya sangat menikmati setiap komunikasi dengan ibu mertua saya. Apalagi sudah 18 tahun terakhir ini kami tinggal di kota yang berbeda. Minimal seminggu sekali saya menghubungi beliau, atau beliau menghubungi saya. Kadang kami hanya saling bertukar cerita apa yang kami alami selama seminggu terakhir, tidak membicarakan suatu hal yang penting. Komunikasi itulah yang membuat kami menjadi makin dekat satu sama lain, bahkan kadang suami saya 'iri' karena saya lebih dekat dengan ibunya daripada dirinya.
Lebih Sensitif pada Hubungan Ibu Mertua dengan Pasangan
Ibu mertua juga mungkin merasakan hal yang sama dengan kita...Yaitu kaget karena sudah ada "wanita lain" yang mengurusi anaknya. Kekagetan ini kadang membuatnya jadi lebih sensitif, dan hal inilah yang harus kita sadari. Kita harus jadi lebih peka dengan perasaannya.
Perasaannya yang sensitif ini juga dipengaruhi oleh hubungannya dan pasangan kita (sebagai ibu dan anak). Bisa saja kadang ibu mertua merasa tersaingi dengan kehadiran kita, atau beliau merasa kita telah 'merebut' perhatian putranyadari dirinya. Jadi, jangan mencoba membuat “persaingan” ini makin jelas. Misalnya, saat ibu mertua menyatakan bahwa putranya lebih menyukai masakannya daripada masakan kita, kita tanggapi dengan senyum saja. Jangan malah menegaskan bahwa pasangan kita (anaknya) lebih menyukai masakan kita daripada masakannya. Hal ini dapat melukai perasaannya, dan membuat hubungan dengan ibu mertua kurang baik.
Alih-alih mengurangi jatah kasih sayang yang didapat mertua dari anaknya (karena anaknya harus berbagi kasih sayang dengan kita juga), hendaknya kehadiran kita sebagai menantu, justru harus menjadi penambah kasih sayang bagi mertua kita.
Ervien Nany E.A.
Pembicara FFI
Co-writer buku “Menjadi Seorang Istri”