Masa Pandemi Covid 19 sebenarnya belum berakhir. Meskipun pemerintah mulai mengarahkan masyarakat untuk menjalani pola hidup normal yang baru (new normal), namun hal itu lebih disebabkan untuk membangkitkan kembali perekonomian yang terpuruk, agar tidak menjadi hancur yang berarti makin membahayakan rakyat dan negara.
Saat seluruh keluarga memiliki waktu yang lebih banyak untuk bisa berkumpul bersama, bercengkerama, adalah kesempatan yang sangat baik bagi para orangtua untuk mengubah strategi parentingnya, menjadi strategi parenting yang lebih positif (positive parenting).
Positive parenting merupakan salah satu teknik parenting di mana orang tua bisa mendengar kemauan dan suara anak. Positive parenting pada prinsipnya lebih mengedepankan rasa kasih sayang terhadap anak dan menyingkirkan bahkan menghilangkan kekerasan yang berlebihan. Dalam pola asuh ini orang tua bisa memposisikan diri sebagai sahabat bagi anak. Dengan begitu, anak tak lagi sungkan untuk menyampaikan isi hatinya. Intinya, di dalam pola asuh ini membutuhkan komunikasi yang efektif antara orang tua dan anak. Positive parenting dapat memperlengkapi penerapan disiplin yang tepat, sehingga menjadikan anak pribadi yang mandiri dan bertanggung jawab.
Berikut 5 hal yang bisa dilakukan orangtua yang ingin menerapkan Positive Parenting:
1. Orangtua sebagai teladan.
Anak akan mencontoh segala yang dilihatnya dari tingkah laku orang tua. Misalnya, jika orang tua mencontohkan untuk berterima kasih kepada petugas kebersihan kompleks rumah yang melakukan tugasnya dengan baik, maka anak akan menirunya. Ketika orang tua mengeluh saat di rumah saja, bisa jadi anak akan mencontoh seperti itu. Oleh karena itu, seringlah berperilaku positif ketika sedang bersama anak. Berikan contoh perilaku baik yang Anda ingin anak Anda lakukan dan jadikan kebiasaan.
2.Kenali perkembangan anak.
Orang tua bisa menyesuaikan aturan dalam mendisiplinkan anak dengan cara melihat perkembangan dari segi kemampuan kognitif, keterampilan fisik serta perkembangan emosinya. Misalnya, orang tua bisa melatih kemampuan kognitif anak yang sudah beranjak remaja, dengan memberikan kepercayaan pada anak untuk membuat keputusannya sendiri. Hal ini bisa dilatih dengan mempercayakan anak untuk memilih barang apa yang disuka, teman bermainnya, atau hal lain yang sesuai dengan keputusannya sendiri. Dengan demikian orangtua bisa mengukur seberapa efektif dan berhasil upayanya dalam menanamkan nilai-nilai moral dan kerohanian yang sudah diupayakan sejak anak-anaknya masih kecil.
3. Berikan waktu yang berkualitas secara rutin.
Meski harus work from home (kerja dari rumah), justru banyak rekan yang menceritakan bahwa mereka lebih sibuk daripada saat harus berkantor. Sesibuk apapun, jangan lupa untuk meluangkan waktu bermain dan belajar bersama anak minimal 1- 3 jam dalam sehari. Hal ini dapat membuat orang tua mengetahui dunia anak. Waktu yang diberikan bisa diisi dengan memberikan perhatian penuh melalui kegiatan menyenangkan. Contohnya, dengan menemani anak mengerjakan PR, menonton film bersama, dan kegiatan lainnya. Kegiatan yang dimaksud ialah kegiatan yang membuat anak berkomunikasi langsung dengan orang tua tanpa gangguan seperti gadget atau semacamnya.
4. Fokus pada perilaku yang positif, dan hargai.
Inilah yang sebenarnya menjadi kunci utama dalam pola asuh positive parenting, karena mengedepankan perlakuan yang positif bagi sang anak. Misalnya, saat anak tidak mau belajar maka orang tua lebih baik menggunakan kata “yuk belajar bareng” agar terkesan lebih positif dibanding “kalau nggak belajar nanti kamu tidak pintar”. Orangtua juga bisa memberikan penghargaan, tentunya dengan cara yang bijak, berupa barang yang disukai atau memberikan waktu lebih untuk anak bisa bermain.
5. Beri ruang kepada anak untuk bertumbuh.
Ada kalanya sebagai orang tua kita harus 'mengijinkan' anak terpapar akan konsekuensi dari kesalahan yang dibuatnya, tentunya harus dipastikan sebelumnya bahwa kesalahannya tidak akan berdampak sangat fatal dan mengancam jiwanya atau orang lain. Hal agar nantinya mereka menjadikan hal itu sebagai pelajaran. Hal ini adalah salah satu upaya orang tua memberikan ruang untuk belajar bagi anak (belajar bertanggung jawab, belajar menghadapi konsekuensi, belajar menjalani proses) sehingga nantinya berdampak pada kemampuan intelektual, perkembangan emosional, spiritual, dan sosial di masa depannya.
Positive parenting juga sangat membutuhkan komunikasi yang sehat dan efektif, agar bisa menyampaikan pesan yang dimaksud dari orang tua untuk anak. Orangtua perlu belajar memberikan respon yang benar atas keterbukaan dan kejujuran anak, termasuk saat anak bersikap jujur akan kegagalan dan kesalahannya.