Processing...

PACARAN = MASA PERALIHAN


Diposting oleh | Thu, 30 Apr 2020 05:45:51


Bicara tentang pacaran, orang sering terjebak bahwa pacaran adalah masa-masa indah, masa hangat, Ketika realita belum terungkap semua. Well, this is totally wrong! Pacaran sesungguhnya adalah suatu masa peralihan menuju pernikahan sehingga setiap orang harus benar-benar siap memberikan kasih yang sesuai bagi pasangannya. Peralihan dari apa saja?

1. Dari SUBJECTIVE LOVE ke OBJECTIVE LOVE

Subjective love adalah bentuk kasih yang diberikan untuk memanipulasi si penerima kasih. Maksudnya, dalam kasih ini, sesuatu dilakukan agar si penerima sekadar merasa senang, bukan berdasarkan kebutuhan. Kasih ini bisa saja dalam bentuk pujian-pujian kosong atau pun pemberian hadiah-hadiah yang tujuannya sekadar membuat senang sehingga hubungan bisa jatuh pada hubungan yang didasarkan pada materi semata. Sementara itu, Objective Love adalah bentuk yang diberikan sesuai dengan kebutuhan si penerima, meskipun misalnya kasih itu dalam bentuk teguran atau menolak memenuhi permintaan yang dirasa tidak memiliki manfaat apa pun.

2. Dari ENVIOUS LOVE ke JEALOUS LOVE

Envious adalah bentuk kasih yang negatif, penuh rasa iri dan merasa perlu untuk merebut sesuatu yang bukan haknya. Dalam pacaran, kita belum Bersatu sebagai pasutri, sebab itu dalam masa pacaran, kasih yang envious ini harus dihindari. Kasih yang envious itu misalnya rasa iri atau bete saat pasangan kita bersenda gurau dengan gengnya, atau Ketika kita terlalu posesif dan melarang pasangan kita untuk melakukan hobinya dengan orang lain. Envious dapat membuat seseorang tidak dapat mengaktualisasi dirinya. Hal ini berbeda dengan jealous yang adalah suatu sikap teguran untuk mengingatkan apa yang menjadi hak kita, misalnya ketika kita menegur pasangan kita yang melanggar komitmen bersama.

3. Dari ROMANTIC LOVE ke REAL LOVE

Mirip dengan subjective love, romantic love hanya berputar pada hal-hal yang membuat senang meskipun misalnya kesenangan tersebut salah atau malah dapat mengarah pada hal yang merugikan. Sementara real love adalah suatu kasih yang nyata, tidak dibuat-buat. Dalam kasih yang real ini, seseorang secara sadar dan setia memberikan kasih dalam setiap fase kehidupan, terutama dalam tantangan yang kerap membuat kita berada pada masa terendah dalam hidup. Jika pada masa peralihan ini kita atau pasangan tidak mampu bertahan dan saling mendampingi, maka kasih yang kita miliki bukanlah kasih yang nyata.

4. Dari ACTIVITY CENTERED RELATIONSHIP ke DIALOGUE CENTERED RELATIONSHIP

Activity centered relationship adalah suatu hubungan yang isi dan pusatnya tidak jauh dari sekadar melakukan aktivitas Bersama, misalnya sekadar nonton, jalan, duduk berdampingan, cari tempat rekreasi, dll. Hubungan ini biasanya berfokus pada bentuk kegiatan yang ingin dilakukan bersama. Bahayanya, hubungan seperti ini dapat jatuh pada kejenuhan yang mungkin akan terasa Ketika kita atau pasangan kita mulai berkata, “Kita udah nonton ini-itu, makan ini-itu, ke sana-sini. Besok mau ngapain lagi ya?” atau berkata, “Besok kita ga usah ketemuan dulu ya, soalnya bingung mau ngapain. Fokus hubungan ini adalah berapa banyak aktivitas dan waktu yang dihabiskan Bersama. Sementara itu, dialogue centered relationship berpusat pada kualitas dialog atau interaksi antara dua pribadi sehingga hasilnya adalah suatu pengenalan yang benar dan mendalam, bukan sekadar menghabiskan waktu bersama. Karena itu, hubungan ini tidak mengharuskan melakukan kegiatan tertentu setiap saat, tapi bisa saja sekadar berbincang untuk dapat saling menguatkan.

5. Dari SEXUAL ORIENTED ke PERSONAL ORIENTED

Masa pacaran adalah masa persiapan menuju pernikahan, karena itu pengenalan pribadi yang mendalam adalah suatu keharusan. Melalui dialog, kita akan mengenal beberapa hal yang sangat primer sebagai dasar pertimbangan apakah pacaran akan diteruskan atau putus sampai disini. Oleh sebab itu, masa pacaran TIDAK SEHARUSNYA berpusat pada kebutuhan fisik semata seperti sentuhan apalagi yang mengarah kepada hubungan seksual. Jika kita dan pasangan kita dapat memusatkan hubungan kepada pengenalan pribadi, maka kita dan pasangan kita akan berusaha untuk terus bertanggung jawab menjaga kekudusan hubungan agar tetap berkenan di hadapan Tuhan hingga tiba saatnya Tuhan menyatuhkan kita.

 Nah, coba deh kita cermati lagi, apakah hubungan kita dan pacar sudah berada pada masa peralihan menuju pernikahan, atau masih sekadar ingin memiliki status dan senang-senang saja?



Equivalent Pangasi

Office Manager Family First Indonesia

Terverifikasi :
Project ini telah melewati proses verifikasi Family First Indonesia.
Kunjungan Lokasi :
Project Creator telah mengunjungi lokasi dan memiliki orang yang dapat dihubungi di lokasi tersebut.
Kunjungan Staff :
Team Family First Indonesia telah mengunjungi lokasi project ini.
Terhubung :
Penggalangan dana ini terhubung dengan yayasan (XXXXXX)