Berbagai media—baik nasional maupun internasional—sudah mulai banyak menyinggung perihal The New Normal, yakni tatanan kehidupan baru sebelum vaksin maupun obat Covid-19 ditemukan. Dan seperti yang sudah kita ketahui bersama, kehidupan setelah pandemi ini, hingga saat ini, tidak akan bisa benar-benar kembali seperti sedia kala.
Semua orang, termasuk anak-anak, harus bersiap mempraktikkan pola hidup baru yang membuat kita semua tetap terlindungi. Untuk itulah kita para orang tua, perlu mempersiapkan anak-anak agar dapat beradaptasi baik dengan the new normal ini juga.
Anak-anak dan orang tua harus siap menghadapi the new normal, yaitu sebagai berikut:
1. Standar Hidup Baru
The new normal yang paling jelas terlihat adalah bagaimana cara hidup yang sehat. Kita harus terus menerapkan kebiasaan mencuci tangan dengan benar, selalu tersedia hand sanitizer, memakai masker, tidak menyentuh area wajah, maupun menjaga imun tubuh dengan konsumsi makanan yang sehat, olahraga, serta berjemur. Jadikan ini sebagai protokol kesehatan baru bagi keluarga Anda.
Dalam hal ini orang tua harus mulai membiasakan diri dulu dan menjadi contoh bagi anak-anak, karena anak-anak akan lebih cepat belajar dengan dicontohkan, ketimbang hanya diberi tahu.
2. Belajar Mandiri
Kita semua memang tidak ada yang tahu kapan pandemi ini berakhir. Bekerja dari rumah, belajar dari rumah masih akan jadi sesuatu yang terus berlangsung. Orang tua perlu melatih kemandirian anak dalam proses belajar, membiasakan anak untuk tidak selalu harus didampingi orang tua saat e-learning maupun mengerjakan tugas, membiasakan anak mengecek hasil kerjanya sendiri, membiasakan tidak takut salah, tidak takut mis-komunikasi dengan gurunya, dan sebagainya.
3. Bijak Ber-gadget
Ada beberapa orang tua yang mengeluhkan bahwa anaknya jadi lebih sering main gadget setelah belajar di rumah, karena anak-anak merasa bahwa mereka sedang libur. Mereka tidak bisa mengelola waktu belajar.
Oleh karenanya, orangtua perlu membantu anak-anak menemukan ritme jadwal yang tidak banyak berubah dengan seperti ketika mereka masih harus datang ke sekolah secara fisik. Itu akan membuat mereka lebih tertib.
4. Lebih Hati-hati dengan Makanan/Minuman
Sebelum pandemi, anak mungkin bisa dengan 'santai' jajan sepulang sekolah. Tapi di masa new normal, mereka harus lebih hati-hati dengan apa pun yang masuk ke mulut mereka, termasuk makanan dan minuman. Penting bagi orang tua untuk menyiapkan anak makanan, cemilan dan minuman yang sehat, dan membiasakan anak-anak untuk tidak lagi dengan leluasa membeli dan menikmati jajanan.
5. “Bermain” Virtual
Selama #dirumahsaja mungkin membuat anak-anak merasa bosan dan kesepian, karena mereka rindu bertemu atau bermain bersama teman-temannya di sekitar rumah atau di sekolah. Orang tua bisa mendampingi mereka agar merasa baik-baik saja dengan tetap terkoneksi lewat teknologi. Misalnya, anak-anak bisa bermain permainan seperti ular tangga lewat video call. Namun permainan virtual yang dilakukan tetap mempertimbangkan dampak negatif dari penggunaan gadget.
6. Jangan pernah malu untuk meminta bantuan profesional jika dibutuhkan
Tidak semua anak memiliki kondisi psikologis yang sama dalam menghadapi situasi sulit. Memasuki masa new normal life bisa jadi lebih sulit, karena anak harus kembali menyesuaikan diri dengan dunia luar setelah hampir berbulan-bulan tidak bebas keluar rumah. Belum lagi berbagai informasi di televisi yang terkesan menakutkan dapat berdampak pada kondisi mental anak.
Karena itu, bila diperlukan, jangan ragu untuk meminta bantuan dari konselor untuk hal ini; karena konselor dapat membantu memberikan berbagai tips menjalani new normal bagi anak dalam menghadapi kecemasan sosial.
(dari berbagai sumber)