Sejak pandemi covid 19 melanda berbagai negara,, termasuk Indonesia, maka banyak orang yang 'dipaksa' untuk tinggal di rumah saja, dan melakukan berbagai aktivitas di rumah, termasuk bersekolah, kuliah, dan bekerja dari rumah.
Himbauan untuk tetap di rumah selama pandemi corona membuat intensitas menatap monitor elektronik semakin tinggi dengan durasi yang kian lama. Secara terus menerus, itu bisa berdampak timbulnya computer vision syndrome (CVS), yaitu gangguan pada mata akibat penggunaan piranti berbasis komputer. Gejala yang paling sering muncul adalah terjadinya mata kering, karena berkurangnya refleks berkedip dan kontras pencahayaan dari monitor yang kerap menyebabkan mata lelah.
Selain efek tersebut, berikut dampak-dampak negatif terpaparnya mata kita pada monitor elektronik :
1. Terjadi ketegangan pada mata. Diprediksi 2 dari 3 orang akan mengalami ketegangan mata yang disebabkan oleh menatap layar gadget berlebihan. Studi menunjukkan bahwa rata-rata orang melihat smartphone lebih dari 150 kali dalam sehari. Padahal, ini menyebabkan banyak efek negatif bagi mata.
2. Menyebabkan mata kering. Keasyikan bermain dan memakai smartphone juga bisa menyebabkan mata kering. Anak-anak yang banyak menghabiskan waktu dengan smartphone memiliki gejala mata kering. Kondisi mata kering ini ditandai ketika mata tidak menghasilkan cukup air mata dan menyebabkan mata jadi merah, bengkak dan iritasi. Ketika kita menatap layar, kita kurang berkedip, membuat mata kurang lembap dan akhirnya menjadi kering. Namun, kabar baiknya, ketika penggunaannya dibatasi dalam waktu satu bulan, gejala mata kering tersebut akan berkurang.
3. Membuat penglihatan jadi kabur. Terus-menerus menatap layar laptop atau smartphone menyebabkan penglihatan kabur dan sakit kepala. Kondisi ini disebut dengan computer vision syndrome (CVS). CVS dapat merusak penglihatan, gejalanya ditandai dari penglihatan kabur, mata lelah, sakit kepala, sakit leher dan mata kering. Penyebabnya adalah terlalu sering menatap layar gadget, bekerja dalam pencahayaan yang buruk, memiliki postur duduk yang buruk dan telah memiliki masalah penglihatan sebelumnya, sehingga membuat kondisi semakin parah.
4. Menyebabkan pusing. Ternyata, menatap layar gadget terlalu lama tidak hanya mengakibatkan masalah penglihatan, tetapi juga menyebabkan pusing. Biasanya, pusing ini juga disertai dengan masalah lain, yakni mata tegang, leher kaku dan sakit kepala.
5. Leher menjadi kaku. Menatap layar gadget terlalu lama bisa menyebabkan leher kaku. Apalagi, ketika kita melakukannya dengan posisi yang salah, seperti menunduk ke bawah. Menundukkan kepala memberikan banyak tekanan ekstra pada tulang belakang leher. Faktanya, menundukkan kepala dapat memberi tekanan hingga 60 pon (27 kg) pada tulang belakang. Bahkan, beban akan bertambah 27 pon ketika kemiringan kepala mencapai 15 derajat. Akumulasi beban ini dapat menyebabkan tekanan pada tulang belakang dan jaringan lunak di sekitarnya.
6. Mengakibatkan sakit punggung. Tak hanya berimbas pada mata, menatap layar gadget terlalu lama juga bisa menyebabkan sakit punggung. Beberapa laporan menunjukkan bahwa tulang belakang berada di bawah tekanan saat menggunakan smartphone. Apalagi, jika kita menatap gadget terlalu dekat dengan mata, punggung kita jadi tertekuk, lalu mengakibatkan otot nyeri. Kondisi ini juga bisa memicu osteoartritis dini pada tulang belakang leher dan punggung menjadi kaku.
7. Tangan jadi sakit dan kaku. Bukan mata, leher dan punggung saja yang jadi korban, tetapi juga tangan. Ini akibat kita memegang smartphone dengan tangan selama berjam-jam. Berbagai studi mengungkapkan, bahwa tiap orang rata-rata menghabiskan minimal 5 jam per hari memakai smartphone dan mengakibatkan sindrom carpal tunnel. Carpal tunnel menyebabkan rasa sakit, mati rasa, kesemutan di lengan dan tangan. Kondisi ini terjadi ketika salah satu saraf utama tangan, yaitu saraf median, terlalu lama mendapat tekanan. Peredaran darah pun menjadi tak lancar dan mengakibatkan rasa nyeri, mati rasa dan kesemutan di tangan.
Mengingat hingga saat ini belum ada keputusan yang resmi dan pasti kapan kita bisa mulai beraktivitas kembali seperti sebelum masa pandemi, sehingga mata kita masih akan terpapar monitor elektronik dengan cukup lama dan cukup sering. Untuk itu kita perlu menjaga indera pandang Anda secara mandiri selagi #dirumahaja; dengan melakukan langkah-langkah sebagai berikut :
1. Atur Jarak Pandang. Upayakan mempertahankan jarak pandang yang sehat, yakni minimal 33 cm ketika menggunakan ponsel dan 60 cm untuk komputer.
2. Koreksi Kelainan Refraksi. Jika memiliki kelainan refraksi, baik minus, plus, ataupun silinder, sebaiknya gunakan kacamata selama melakukan pekerjaan, atau mengikuti pelajaran di depan layar komputer.
3. Beri Durasi Tatap Layar. Batasi waktu Anda melihat layar secara disiplin. Maksimal setiap 2 jam, jauhkan mata dari layar selama 15 menit. Bahkan, bagi anak di bawah usia 16 tahun, karena sedang dalam masa perkembangan, termin maksimal yang sehat untuk menatap layar hanyalah 2 jam sehari. Itu pun durasi akumulasi, tidak 2 jam secara terus-menerus.
4. Alihkan Pandangan Sejenak, Lakukan Aktivitas yang lain.
Selain durasi yang didisiplinkan, pengalihan pandang juga krusial untuk menjaga mata tetap sehat. Terapkan rumus 20-20-20: setiap 20 menit menatap gadget, palingkan mata Anda selama 20 detik untuk melihat objek berjarak 20 meter. Fokuskan mata pada target pandang yang jauh dan warna yang lebih segar, seperti hijau dan biru. Lihat pohon atau rumput di halaman, atau pandang birunya langit lewat jendela. Bangkit dari tempat duduk, dan melaukkan aktivitas lain, juga akan menghindarkan Anda dari gangguan pada leher, punggung, dan tangan.
5. Setel Pencahayaan. Perhatikan pencahayaan ruangan saat Anda menggunakan gadget. Jangan sampai terlalu redup, apalagi menatap ponsel sebelum tidur ketika lampu sudah dimatikan. Mata akan bekerja lebih keras dalam kondisi demikian. Setel pula tingkat kekontrasan layar pada gadget agar mata Anda nyaman.
6. Jaga Kelembaban Mata. Menatap layar secara terus-menerus jelas memengaruhi kelembaban mata. Risiko mata kering pun semakin rentan terjadi. Gunakan obat tetes mata, sebaiknya yang tanpa pengawet. Namun bila gangguan tetap terjadi, segera konsultasi dengan dokter spesialis mata.
7. Bangun Imunitas Tubuh, dan Hindari Dehidrasi.
Ini langkah sederhana yang mutlak dilakukan terlebih di tengah pandemi COVID-19. Cukupi nutrisi dalam tubuh dengan mengonsumsi makanan bergizi, berolahraga secara teratur dan mencukupi, serta menjaga tingkat hidrasi tubuh kita dengan minum air putih secara konsisten. Imunitas tubuh yang kuat sejalan dengan kesehatan mata yang prima.
Di samping itu, anjuran berjemur ternyata tak hanya berimbas positif pada kondisi tubuh. Kesehatan mata pun turut terdongkrak. Terlebih, bagi anak-anak yang sedang dalam tahap perkembangan organ mata. Berjemurlah secara aman dengan menghindari paparan sinar matahari langsung masuk ke mata. Tidak perlu berlama-lama, cukup 15-30 menit di pagi hari, ketika indeks Ultra Violet (UV) berada di angka 3-5.
Dengan menjaga mata tetap sehat selama berlangsungnya masa PSBB, Anda pun bisa menjalankan aktivitas #dirumahaja dengan nyaman.
(Dari berbagai sumber)