Processing...

MENGATASI BURNOUT...


Diposting oleh | Fri, 08 Jan 2021 16:57:40


Menurut WHO, burnout masuk ke dalam Klasifikasi Penyakit Internasional (ICD-11) sebagai fenomena pekerjaan. Burnout didefinisikan sebagai sindrom yang dikonseptualisasikan sebagai hasil dari stres kronis di tempat kerja yang belum berhasil dikelola. Sederhananya, burnout adalah kondisi stres kronis di mana pekerja merasa lelah secara fisik, mental, dan emosional gara-gara tekanan pekerjaannya.

Burnout ditandai oleh tiga hal; 

1. rasa lelah dan kehabisan energi. 

2. meningkatnya perasaan berjarak, merasa sinis dan negatif terhadap pekerjaan. 

3. menurunnya performa dan produktifitas kerja. 

Burnout merujuk secara khusus pada fenomena dalam konteks pekerjaan dan tidak boleh diterapkan untuk menggambarkan pengalaman di bidang kehidupan lain.

Beberapa ahli menyatakan bahwa kondisi lain seperti depresi adalah penyebabnya. Apa pun penyebabnya, kelelahan karena kerja dapat memengaruhi kesehatan fisik dan mental Anda.

Burnout juga bisa terjadi akibat akumulasi dari pekerjaan yang biasanya dirasakan saat berada di kantor. Dengan kondisi yang mengharuskan para pekerja work from home, burnout sangat mungkin terjadi, karena lingkungan dan suasana bekerja yang itu-itu saja, sehingga kebosanan timbul dan berujung pada tingkat stres yang berlebihan.

Kondisi tersebut juga dipicu oleh waktu kerja di rumah yang tidak menentu, sehingga seseorang akan lebih mudah lelah, serta sering menunda pekerjaan yang seharusnya diselesaikan.

Burnout syndrome pada seseorang dapat disebabkan oleh beberapa hal berikut ini;

1. Kurang kontrol.
Ketidakmampuan untuk membuat keputusan yang mempengaruhi pekerjaan Anda - seperti jadwal, penugasan, atau beban kerja Anda - dapat menyebabkan burnout.

2. Harapan kerja tidak jelas.
Jika Anda tidak jelas tentang tingkat otoritas yang Anda miliki atau apa yang diharapkan oleh atasan Anda atau orang lain dari Anda, Anda tidak akan merasa nyaman bekerja.

3. Dinamika disfungsional tempat kerja.
Mungkin Anda bekerja dengan pelaku intimidasi di kantor. Atau Anda merasa diremehkan oleh kolega dan bos dalam pengelolaan pekerjaan yang Anda lakukan. Hal ini dapat menjadi salah satu berkontribusi pada stres di tempat kerja.

4. Kegiatan ekstrem.
Ketika suatu pekerjaan terasa monoton atau kacau, Anda membutuhkan energi yang konstan dan stabil untuk tetap fokus. Hal ini dapat menyebabkan kelelahan kerja atau burnout.

5. Kurangnya dukungan sosial.
Jika Anda merasa terisolasi di tempat kerja dan dalam kehidupan pribadi, Anda mungkin akan merasa lebih stres dan tertekan.

6. Ketidakseimbangan kehidupan kerja.
Jika pekerjaan Anda menghabiskan begitu banyak waktu dan upaya sehingga Anda tidak punya energi untuk menghabiskan waktu bersama keluarga dan teman-teman Anda, Anda mungkin dapat mengalami burnout parah.

Berikut adalah beberapa hal yang perlu dilakukan untuk mengatasi burnout yang dapat Anda alami. 

1. Jadilah Egois
Psikolog Abraham Maslow menjelaskan pada tahun 1943 bahwa seorang individu akan bahagia jika mereka dapat mengekspresikan dan mencapai potensi penuh dari diri mereka.

Dengan kata lain, jika Anda menghabiskan hari-hari dengan hanya menanggapi permintaan orang lain dan terus-menerus mengatakan "ya" sementara Anda punya banyak beban pekerjaan sendiri, kelelahan fisik dan mental tidak bisa dihindari.

Itu sebabnya perusahaan seperti Google dan Facebook mendorong karyawan mereka untuk berpartisipasi dalam proyek dan kegiatan yang menyenangkan. Ini adalah cara sederhana untuk membiarkan individu mengerjakan sesuatu yang mereka inginkan.

Selain itu, terkadang Anda hanya perlu mengatakan 'tidak'. Jika Anda tidak punya waktu untuk tugas tambahan atau diminta untuk tetap lembur atau mengerjakan sesuatu yang bukan bagian dari deskripsi pekerjaan Anda, maka Anda perlu menegaskan diri dan dengan sopan memberi tahu pemimpin atau kolega Anda bahwa saat ini Anda tidak dapat melakukan permintaan mereka.

Menjadi egois dan memikirkan kepentingan diri sendiri terkadang perlu Anda lakukan sebagai cara mengatasi burnout. Karena semua ini demi kestabilan fisik dan mental yang nantinya juga memengaruhi performa dan produktifitas Anda di tempat kerja.

2. Usahakan Tugas dan Beban Kerja Sesuai Dengan Kontrak Awal
Cara mengatasi burnout adalah dengan membandingkan tugas rutin yang diberikan atasan dengan deskripsi awal pekerjaan Anda. Karena seringnya, dalam dunia kerja, deskripsi pekerjaan tidak mencerminkan pekerjaan yang sebenarnya Anda lakukan.

Untuk itu direkomendasikan bagi Anda agar membandingkan salinan uraian pekerjaan dengan tugas-tugas harian Anda. Terkadang, apa yang tertera dalam kontrak kerja dengan daftar tugas dan tanggung jawab yang dibebankan pada Anda tidak sejalan dan bisa jadi porsinya berlebihan.

Dengan menganalisis tugas-tugas tambahan ini, Anda mungkin bisa mendapat sedikit pencerahan mengenai burnout yang Anda rasakan. Dan penting juga untuk menunjukkan pada atasan yang berwenang bahwa Anda telah bekerja melebihi parameter dan jobdesk Anda. Berani mengemukakan pendapat dan ketidakpuasan adalah cara mengatasi burnout yang efektif.

3. Kelilingi Diri dengan Energi Positif
Dalam artikel "Conquering Burnout" oleh Scientific American, Christina Maslach dan Michael P. Leiter menulis, "Menerima energi positif dari orang lain adalah pengalaman yang menggembirakan, demikian juga dengan mengekspresikan energi positif tersebut kepada orang lain".

Alih-alih menghadapi kelelahan secara langsung dan sendirian, Anda dapat mengelilingi diri dengan rekan kerja dan kolega yang juga berupaya membuat langkah positif dalam kehidupan kerja mereka. Hal ini efektif untuk saling menyebarkan dan menarik dukungan antara satu sama lain dan merupakan cara mengatasi burnout yang baik.

Mengelilingi diri Anda dengan orang-orang yang berpikir serta bersikap positif dapat membuat Anda tetap fokus, segar kembali, dan berenergi sepanjang hari. Hal ini tentu membantu mengoptimalkan semangat dan produktifitas kerja Anda.

4. Beri Batasan yang Jelas Pada Diri Anda
Ketika Anda mulai merasa lelah secara emosi, mental dan fisik, hal ini biasanya merupakan tanda bahwa Anda perlu mengambil cuti. Liburan dua minggu terdengar seperti solusi sempurna, namun hal ini ternyata kurang efektif sebagai cara mengatasi burnout.

Justru, Anda akan mendapatkan manfaat yang jauh lebih besar bagi kesehatan fisik dan mental apabila Anda secara teratur memanfaatkan waktu liburan akhir pekan secara maksimal. Ketika sedang libur, jangan pernah menelepon atau memeriksa email kantor. Fokus pada diri sendiri dan ciptakan waktu yang berkualitas untuk memanjakan diri Anda serta orang-orang terdekat Anda.

Selain berakhir pekan, membatasi penggunaan perangkat digital setelah jam kerja juga bisa Anda terapkan sebagai cara mengatasi burnout. Misalnya, taruh smartphone Anda di laci atau di luar pandangan ketika Anda tiba di rumah. Hal ini bertujuan untuk mencegah Anda memeriksa email atau pesan teks masuk. Karena apa pun itu yang menyangkut pekerjaan, dapat menunggu sampai besok ketika waktunya bekerja.


5. Miliki Gaya Hidup yang Sehat dan Seimbang

Untuk mencegah burnout, Anda dapat mengonsumsi makanan sehat bergizi seimbang, seperti cokelat, buah-buahan, serta sayuran hijau. Hindari makanan siap saji, karena akan berbahaya bagi kesehatan tubuh. Selalu ingat bahwa apa yang Anda konsumsi akan berpengaruh pada kesehatan tubuh.

Setelah mengonsumsi makan sehat bergizi seimbang, Anda dapat mengimbangi asupan makanan dengan mengonsumsi susu atau vitamin, agar kesehatan tubuh tetap terjaga dengan baik. Bagi Anda yang telah melaksanakan program diet, bisa mengonsumsi susu rendah kalori.

Lakukan olahraga di bawah paparan cahaya matahari pagi, karena tubuh akan menyerap vitamin D dari sinar UV. Bukan hanya itu saja, udara di pagi hari juga terasa lebih segar pada tubuh. Berolahraga dapat Anda lakukan selama 30 menit setiap hari guna melancarkan metabolisme dalam tubuh, sehingga Anda dapat melakukan pekerjaan seperti biasanya tanpa harus mengalami burnout.

Untuk mencegah burnout , di sela-sela waktu istirahat kerja Anda dapat melakukan hal-hal yang disukai guna mencegah stres yang berlebihan. Berkaitan dengan hal tersebut, Anda dapat membaca, mendengarkan musik, melakukan meditasi, menonton film, atau melakukan yoga.


Jika Anda mengalami stres karena burnout saat WFH, silahkan diskusikan langsung dengan dokter atau tenaga ahli terkait.

Terverifikasi :
Project ini telah melewati proses verifikasi Family First Indonesia.
Kunjungan Lokasi :
Project Creator telah mengunjungi lokasi dan memiliki orang yang dapat dihubungi di lokasi tersebut.
Kunjungan Staff :
Team Family First Indonesia telah mengunjungi lokasi project ini.
Terhubung :
Penggalangan dana ini terhubung dengan yayasan (XXXXXX)