Parents, disiplin diri merupakan keterampilan yang sangat berharga dan perlu dipelajari serta dikembangkan selama hidup kita.
Di sepanjang kehidupan, kita sering mengalami periode-periode gangguan dalam hidup. Karena itu penting bagi kita dan anak-anak kita untuk mengembangkan disiplin diri agar berhasil melewati masa-masa sulit yang bisa membuat kita kurang motivasi.
Disiplin diri tidak datang secara alami, kita dan anak-anak harus menemukan dan mengembangkan disiplin diri ini, karena disiplin diri sangat bermanfaat untuk mendapatkan kekuatan untuk mencapai suatu tujuan, memiliki perasaan mengendalikan diri sendiri, membantu mencapai tujuan dan juga memberikan kesempatan untuk diri sendiri agar tidak mudah menyerah.
Langkah-langkah untuk membangun disiplin diri
Sebagai orang tua, kita perlu menolong dan membimbing anak yang ingin mulai belajar dan mengembangkan disiplin diri sendiri. Berikut beberapa hal yang perlu diperhatikan:
1. Ketahui kekuatan dan kelemahan anak kita.
Perkuat apa yang sudah menjadi kekuatan/kelebihan anak, dan bantu anak mengatasi kelemahannya. Misalnya anak selalu menghindari esai, dan suka menunda tugas hingga saat mendekati deadline. Anda bisa membantu mereka membuat rencana untuk membatasi 'gangguan' atau aktivitas yang bisa mengalihkan perhatian mereka dari tugas. Berikan penghargaan bila mereka bisa berkonsentrasi dan memenuhi 'deadline' pribadi yang mereka tetapkan.
2. Ketahui kapan anak merasa termotivasi.
Jika anak merasa baik-baik saja dan mengerjakan tugas tanpa masalah, luangkan waktu sejenak untuk memperhatikan apa yang membuatnya lebih bersemangat melakukannya. Apakah musik? Atau sarapan yang enak untuk membangun mood di pagi hari? Perhatikan faktor-faktor ini yang meningkatkan motivasi dan produktivitas anak. Kemudian, orang tua bisa membimbing anak untuk menambahkan faktor-faktor motivasi ini kapan pun mereka perlukan.
3. Kenali kapan anak terganggu atau berkurang motivasinya.
Ketika Anda mendapati anak terganggu, catatlah situasinya sehingga Anda dapat membantu anak menghindari hal yang sama. Misalnya, jika teman sebaya selalu mengajaknya bicara atau bahkan bermain online, anak kemudian teralihkan perhatiannya, asik ngobrol dan kehilangan fokus. Boleh-boleh saja anak ngobrol dengan temannya, atau bahkan bersantai sejenak, tapi pastikan bahwa itu tidak terjadi pada waktu yang seharusnya digunakan untuk sekolah online, atau mengerjakan tugas.
Selain itu coba berdiskusi dan mensepakati dengan anak untuk membatasi waktu menonton atau bermain hp. Hal ini bisa jadi salah satu cara anak untuk belajar disiplin diri.
4. Berusaha tetap positif.
Meskipun sedang mengalami masalah, jangan sampai anak kehilangan semangat dan harapan. Jika anak merasa kehilangan semangat, atau kehilangan keinginan untuk mengikuti jadwal yang sudah dibuat, ajaklah bicara dari hati ke hati. Sesekali, meski "tidak terjadwal", lakukan aktivitas yang bisa membuat anak terhibur sejenak. Tapi segera setelah keadaannya membaik, ajak anak fokus kembali pada hal-hal yang perlu dilakukannya. Latih anak juga dengan ketrampilan atau kegiatan positif yang bisa membuatnya 'meluapkan' emosi negatifnya, seperti misalnya berolah raga, atau melakukan kegiatan seni seperti melukis, membuat puisi, atau bermain musik.
Latih anak untuk melihat sisi positif dari setiap kejadian yang dialaminya, meskipun itu kejadian yang tidak mengenakkan sekalipun.
Berupaya tetap berpikir positif dan tetap semangat, adalah faktor yang penting untuk menggapai kesuksesan melalui disipilin diri.
5. Dapatkan dukungan.
Cara yang bagus untuk membantu anak mengelola gangguan belajar, adalah dengan memulai atau bergabung dengan kelompok belajar, dimana seluruhnya anggotanya fokus pada menyelesaikan tugas. Anak juga dapat diajar agar membiasakan diri untuk memberi tahu anggota keluarga dan teman, untuk menjelaskan kapan waktu dia belajar dan mereka perlu mendukungnya untuk bisa berkonsentrasi.
6. Menjadi lebih baik dalam manajemen waktu
Manajemen waktu yang baik dapat membantu anak menunda atau mengalihkan perhatian dari hal-hal yang bisa menghambat, sehingga tujuan dapat tercapai secara optimal. Latih anak menyusun agenda harian, membuat target belajar, menyelesaikan tugas sekolah lebih awal, lebih konsisten, dan secara berkala lakukan evaluasi bersama.
Ketika Anda melihat anak sudah menjadikannya sebagai sebuah kebiasaan bahkan gaya hidup, Anda bisa 'mundur teratur' dan hanya mensupervisinya, memastikannya bisa terus melakukannya secara mandiri. Namun tetap saat Anda lihat anak mengalami kegundahan atau kegagalan sehingga mulai kehilangan motivasi, Anda bisa mendekatinya dan menolongnya kembali.
Itulah beberapa tips mengajarkan dan melatihkan disiplin diri agar tugas-tugas sekolah anak kita dapat selesai dengan baik. Pastikan juga Anda memperhatikan kepribadiannya, dan komunikasikan kasih Anda dengan bahasa kasihnya yang tepat, serta terus mendukung dan 'mengawal' anak melalui doa-doa Anda untuknya.