Processing...

Lindungi Pernikahan Anda dari Perselingkuhan


Diposting oleh | Wed, 13 Nov 2019 14:43:46


Setiap pasangan memulai pernikahan mereka dengan harapan. Tentunya harapan bahwa pernikahan mereka akan membawa kebahagiaan yang luar biasa seumur hidup mereka. Tetapi pernikahan yang bahagia tidak terjadi begitu saja. Di samping impian dan cinta, dibutuhkan kerja keras dan usaha untuk membangun, mempertahankan, dan mengisi pernikahan yang bahagia.

Secara keseluruhan, dari 2013 sampai 2015 kemarin memang ada peningkatan kasus perkara perceraian. Pada 2013, angka perceraian di Indonesia berjumlah 319.066, lalu naik pada 2014 menjadi 336.769, dan naik kembali pada 2015 menjadi 349.774. Sementara, hingga September 2016, total angka perceraian di Indonesia sudah mencapai 153.550. (www.republika.co.id).  Mark Cammack, guru besar dari Southwestern School of Law-Los Angeles USA, menemukan bahwa angka perceraian di berbagai negara, termasuk Indonesia, cukup tinggi. Dari 100 perkawinan, 50 di antaranya berakhir dengan perceraian...!!

Tuhan tidak pernah menghendaki perceraian, dalam Alkitab pun dituliskan bahwa Tuhan membenci perceraian (Maleakhi 2:15), dan Yesus pun menegaskan lagi dengan mengatakan “...apa yang sudah dipersatukan oleh ALLAH tidak boleh diceraikan manusia.” (Matius 19:6). Bila terjadi perceraian, yang menjadi korban tidak hanya pasangan yang bersangkutan, namun anak-anak juga menjadi korban. Mereka terluka secara batin, merasa tidak aman dan seringkali tidak mendapatkan perhatian dan kasih sayang yang cukup dari orangtuanya.

Dalam sebuah survei di Lembaga Pemasyarakatan Anak Blitar, 30 persen anak pelaku kejahatan di penjara itu latar belakang keluarganya broken home.

Penelitian Brigham Young University tentang pernikahan membuktikan: pasangan yang berada dalam pernikahan yang baik cenderung hidup lebih lama, lebih sehat, lebih bahagia daripada mereka yang tidak menikah atau yang tidak bahagia dalam pernikahan mereka, keuangan mereka juga lebih baik, daya tahan terhadap stress lebih baik, dan mereka bisa menjadi orang tua yang lebih baik lagi.  

Bisa dibayangkan bagaimana dampaknya bagi bangsa, bila calon pemimpin masa depannya dibesarkan dalam pernikahan yang tidak utuh.

Padahal TUHAN lah yang menciptakan lembaga pernikahan, dan semua ciptaan TUHAN itu pasti baik adanya. Sehingga bila sebuah pernikahan gagal, bukan lembaga pernikahannya yang gagal, melainkan manusia pembentuknya, suami dan istri, itulah yang mengalami kegagalan. Gagal melakukan tanggung jawabnya dengan baik. Gagal menjaga pikiran dan lidahnya, sehingga kata-kata yang saling menyakitkan terucap. Gagal menjaga komitmen saling setia dan saling mengasihi serta saling melayani, yang mereka ucapkan di hadapan jemaat, hamba TUHAN termasuk TUHAN sendiri.  

Dari berbagai survey dan kasus konseling, ternyata ‘pembunuh pernikahan’ yang terutama adalah perselingkuhan/perzinahan, diikuti dengan masalah ketidak-harmonisan, dan kemudian masalah ekonomi. Karena itu penting bagi pasangan suami-istri untuk menjaga pernikahannya dari perselingkuhan yang bisa merusak keharmonisan rumah tangganya.  Apa saja yang perlu dilakukan dan diperhatikan?


Jauhi pornografi. 

Ted Bundy, seorang pembunuh dan pemerkosa yang terkenal di Amerika Serikat, saat menjelang dihukum mati karena sudah memperkosa dan membunuh puluhan wanita usia muda sampai tua, menyatakan bahwa perilakunya yang jahat tersebut diawali saat ia ‘berjumpa’ pertama kali dengan pornografi saat ia berusia 12 tahun. Dari tulisan, gambar, lalu meningkat ke film, meningkat ke ‘live show’ sampai kemudian ia terlibat dalam serangkaian tindakan kejahatan pemerkosaan bahkan pembunuhan. Ada lagi seorang remaja berusia 16 tahun yang harus menjalani konseling secara teratur, karena kecanduannya melakukan masturbasi yang dipicu oleh kecanduannya menonton pornografi. Di Indonesia sendiri banyak kasus pemerkosaan, di mana pelaku mengaku bahwa keinginannya dipicu setelah menonton pornografi.

Ahli bedah syaraf dari Rumah Sakit San Antonio, Amerika Serikat, Donald L. Hilton Jr, MD mengatakan bahwa pornografi menimbulkan perubahan konstan pada neorotransmiter di otak dan melemahkan fungsi kontrol. Ini yang membuat orang-orang yang sudah kecanduan tidak bisa lagi mengontrol perilakunya, dan bahkan berani melanggar batas norma kesusilaan bahkan norma hukum. Adiksi pornografi juga, secara bertahap, menimbulkan gangguan memori dan kerusakan otak. Bahkan kerusakan otak akibat kecanduan pornografi adalah yang paling berat, lebih berat dari kecanduan kokain...!

Dalam berbagai kasus konseling terungkap bahwa banyak istri yang sebenarnya merasa jijik dan kotor karena dipaksa suaminya untuk meniru adegan yang ditontonnya dalam film porno. Belum lagi bila si istri tidak bisa meniru, maka keluarlah kata-kata yang kasar, merendahkan dan menyakitkan. Dan suami yang ‘masih penasaran’, akhirnya mencoba ‘mempraktekkan’ adegan yang ditontonnya dengan perempuan lain (biasanya dengan PSK, terpis di panti pijat plus-plus), sehingga terjadilah perzinahan.  Dengan demikian pada kenyataannya, pornografi bukannya menambah keharmonisan pernikahan, tapi justru menghancurkannya.

Karena itu untuk melindungi pernikahan Anda dari perselingkuhan, bersihkan rumah Anda dan gadget Anda dari konten dan materi yang berbau pornografi, baik itu berupa gambar, video atau film, maupun lelucon.  


Batasi relasi dengan lawan jenis.

Bahaya perselingkuhan sebenarnya sudah ‘menghadang di depan pintu’ saat ada lawan jenis yang menyita pikiran dan waktu Anda lebih banyak daripada pasangan Anda. Saat Anda merasa lebih nyaman atau lebih ‘nyambung’ berbincang dengan lawan jenis lain yang bukan pasangan Anda, mulai membandingkan pasangan Anda dengan lawan jenis lain yang menurut Anda punya nilai lebih daripada pasangan Anda, saat Anda lebih suka memandangi gadget daripada pasangan Anda, saat Anda mulai mencari-cari alasan untuk menunda kepulangan Anda agar bisa lebih banyak waktu dengan teman kantor apalagi dengan si dia yang lebih menarik dari pasangan Anda, ketika Anda tak sabar untuk segera berkomunikasi atau bahkan berjumpa dengan orang lain ketimbang dengan pasangan Anda, maka sadari bahwa pernikahan Anda sedang dalam masalah, dan jika Anda tidak segera berubah dan berbenah, jebakan perselingkuhan dan perzinahan sudah terbentang di depan Anda...!

Hindari beberapa hal di bawah ini, agar Anda bisa membatasi relasi dengan lawan jenis :

  • Jangan bepergian berduaan saja dengan lawan jenis dalam perjalanan, apalagi yang membuat Anda terpisah dari pasangan dan keluarga Anda lebih dari 1 hari.  
  • Bila Anda terlibat dalam pelayanan konseling, jangan mengkonseling lawan jenis di dalam ruangan yang tertutup. Klien/konseli yang sedang bermasalah adalah pribadi yang sedang lemah dan rapuh. Ketika berhadapan dengan lawan jenis yang mau mendengarkannya, sabar dalam meresponi curhatnya, dan sepertinya bisa memahami pergumulan yang dihadapinya, di sinilah bahaya perslingkuhan mengancam. Dari ‘follow up’ bisa menjadi ‘follow me’...
  • Jangan mengunjungi, atau bekerja bersama lawan jenis dalam keadaan “hanya berdua saja", apalagi dalam ruangan yang tertutup.
  • Jangan menghabiskan waktu berdua saja dengan lawan jenis setelah Anda bertengkar dengan pasangan.   
  • Jangan sering menghabiskan waktu berdua dengan lawan jenis yang menurut Anda menarik, bahkan terlihat lebih menarik dari pasangan Anda.
  • Bukan berarti begitu Anda sudah menikah, Anda sama sekali tidak membangun relasi dengan lawan jenis. Namun batasilah. Perkenalkan teman-teman Anda kepada keluarga Anda, sehingga keluarga Anda tahu dan mengenal teman-teman Anda.    


Jaga integritas dalam pernikahan. 

Keterbukaan memang tidak selalu menjamin kemulusan hubungan. Keterbukaan pada awalnya bisa jadi malah menimbulkan gejolak. Idealnya keterbukaan ini terjadi bukan setelah kita menikah, melainkan saat masih berpacaran sehingga hubungan pasangan semakin bertumbuh.

  • Dengan jujur selalu menginformasikan kepada pasangan tentang keberadaan Anda.
  • Terbuka mengenai keuangan , dan kelola bersama keuangan Anda, dengan cara yang disepakati bersama.
  • Kalau  Anda melindungi data di HP Anda dengan password, pastikan pasangan Anda tahu apa passwordnya, dan terbukalah dengan pasangan perihal aktivitas yang Anda lakukan di HP Anda (termasuk chatting, dan aktivitas di media sosial).
  • Bangun komunikasi seintens mungkin dengan pasangan, meskipun Anda terpisah oleh jarak dan waktu.


Menjaga integritas dalam pernikahan adalah salah satu bentuk kita menghormati pernikahan (Ibrani 13:4a), dan membantu kita untuk menjauhi percabulan/perzinahan (1 Kor 6:18a)


Rawat diri dan pernikahan Anda. 

Salah satu kebutuhan suami yang harus dipenuhi oleh istrinya adalah kebutuhan untuk melihat istrinya selalu tampil menarik bagi suaminya. Dapat dibayangkan suami yang sehari-hari di kantor berjumpa dengan rekan sekerja yang berpakaian rapi, wangi, namun begitu di rumah berjumpa dengan istri yang tidak memperhatikan penampilannya. Malah terkadang dalam konseling terungkap suami-suami yang ketika pulang disambut oleh istrinya yang belum mandi, terlihat kuyu/lusuh, dengan pakaian ‘yang itu-itu’ saja.

Saya mendorong para istri untuk tetap menjaga kebugaran dan penampilan diri dengan sewajarnya. Bicarakan dan sepakati dengan pasangan, apalagi bila diperlukan budget khusus untuk melakukan perawatan diri. Bila Anda seorang Ibu rumah tangga, atau Anda memiliki bisnis sendiri yang bisa diatur dari rumah sehingga bisa berada di rumah saat suami pulang kerja, upayakan semaksimal mungkin untuk Anda sudah rapi saat suami pulang dari kantor, sembari Anda siapkan apa yang menjadi kesukaan suami.

Untuk para suami, saya dorong untuk berolah raga secara teratur, dan menjaga kondisi tubuh. Ada cukup banyak istri yang enggan melayani suaminya berhubungan badan karena suaminya terlalu berat... Di sisi lain dengan menjaga kondisi tubuh tetap fit dan sehat, Anda bisa memiliki kesempatan untuk menikmati kebahagiaan bersama pasangan dan keluarga lebih lama, bukan...?

Di samping perawatan secara fisik, rawat juga pernikahan Anda dengan melakukan kencan berdua secara teratur, bahkan bila memungkinkan berlibur berdua. Ikuti acara seminar dan retreat/camp  pasutri, untuk menambah wawasan dan menyegarkan kembali pernikahan Anda.  Upayakan untuk saling mengenali bahasa kasih dan juga kepribadian pasangan, sehingga meminimalkan kesalah-pahaman antara Anda dan pasangan. Dan yang terutama, bangun mezbah doa bersama. Selain Anda membangun kebiasaan bersaat teduh pribadi,  bangun juga mezbah doa bersama pasangan dan keluarga. Semakin banyak waktu bersama, semakin kuat hubungan Anda dan pasangan, dan meminimalkan bahkan menghilangkan kemungkinan terjadinya perselingkuhan.


Miliki komunitas yang sehat. 

Tidak sedikit keputusan yang diambil oleh pasutri yang mengalami krisis dalam pernikahannya, dipengaruhi oleh nasehat dan pendapat dari teman-teman komunitasnya. Ada istri yang bertekad bercerai dari suaminya, karena mendengar masukan dari teman-temannya yang juga bermasalah dalam pernikahannya. Ada pula suami yang mau mengampuni dan menerima istri yang sudah meninggalkannya demi pria lain, karena masukan dari konselor dan teman-teman gerejanya.  Anda bisa berteman dengan siapapun, tapi bertemanlah dengan akrab, atau dengan kata lain tertanamlah dalam komunitas orang-orang yang memiliki visi, sudut pandang, dan prinsip yang mendukung dan membantu Anda untuk menjadi pelaku Firman Tuhan.

Dan milikilah mentor pasutri yang pernikahannya sudah teruji, bisa membimbing Anda dan pasangan, serta menyiapkan Anda dan pasangan untuk bisa membimbing pasangan yang lainnya.


Mempertahankan sebuah pernikahan merupakan sebuah usaha yang terus menerus dan pantang menyerah.  Mungkin untuk mempertahankan pernikahan memerlukan harga yang sangat mahal, namun hasilnya sungguh luar biasa. Pernikahan yang sehat, akan menghasilkan generasi keturunan ilahi yang kuat dan memuliakan nama TUHAN, sehingga menjadi kesaksian yang hidup yang akan menarik banyak jiwa untuk mengenal dan percaya kepada TUHAN.


A strong and healthy marriage, it’s worth fighting for. (Anonim)

Pernikahan yang kuat dan sehat, layak diperjuangkan. (Anonim)


Himawan Hadirahardja

Executive Director Family First Indonesia

Terverifikasi :
Project ini telah melewati proses verifikasi Family First Indonesia.
Kunjungan Lokasi :
Project Creator telah mengunjungi lokasi dan memiliki orang yang dapat dihubungi di lokasi tersebut.
Kunjungan Staff :
Team Family First Indonesia telah mengunjungi lokasi project ini.
Terhubung :
Penggalangan dana ini terhubung dengan yayasan (XXXXXX)