Processing...

ISTRI, MELENGKAPI KELEMAHAN SUAMI


Diposting oleh | Tue, 12 May 2020 05:23:48


Kata ‘penolong’ berasal dari kata Ibrani - E’zer.  Hal ini menunjukkan bahwa ‘penolong’ adalah jabatan yang dianugerahkan TUHAN , sebab suami yang diciptakan TUHAN itu, ternyata memiliki keterbatasan. Ada suami yang pelupa (suami saya contohnya), kurang cakap dalam manajemen, selalu ragu dalam mengambil keputusan, atau juga kelemahan-kelemahan lainnya.  

Adalah hal yang mudah untuk terfokus pada kelemahan suami. Menyalahkannya saat mengambil keputusan yang salah, memarahinya saat dia lupa akan suatu hal yang penting saat Anda berulang kali sudah berupaya mengingatkannya, dan sebagainya. Yang perlu Anda ingat adalah: kemarahan, omelan, gerutuan Anda, tidak akan dapat mengubah keadaan. Kalaupun terjadi perubahan, biasanya perubahannya adalah suami akan makin menjauh dari Anda, atau dia akan berbohong untuk menghindari kemarahan Anda (dan biasanya justru akan membuat Anda makin dahsyat lagi marahnya saat kebohongannya terbongkar....). 

Ada juga suami yang memiliki kelemahan dalam mengambil keputusan. Terlalu berhati-hati, sangat peragu, sehingga tidak berani memutuskan.   

"Kalau nunggu suami saya yang ambil keputusan, bisa sampai kiamat... Pada saat itu pun belum tentu suami saya sudah bisa ambil keputusan....!! Jadi ya akhirnya saya lagi yang ambil keputusan... Apalagi tiap kali saya tanya keputusannya, dia selalu bilang ‘terserah kamu saja...’ Ya sudah, saya yang ambil keputusan.... Sekali... 2 kali... lama-lama keterusan sampai sekarang....” demikian keluhan seorang istri dalam sebuah seminar yang saya dan suami layani.

Bila itu juga terjadi dalam pernikahan Anda, maka saya mengingatkan Anda kembali pada peran dan fungsi Anda, yaitu sebagai penolong suami. Tolonglah suami mengambil keputusan yang tepat dengan memberikan usulan, pertimbangan, bila perlu disertai penjelasan mengapa Anda menyarankan hal itu; dan tetap dorong suami untuk mengambil keputusan. Tapi jangan sekali-kali mengambil alih perannya sebagai pengambil keputusan, apalagi mendesaknya dengan kata-kata ataupun perbuatan agar suami memutuskan seperti yang Anda inginkan; karena dengan demikian Anda bukan menjadi penolong melainkan menjadi perongrong...!

Dan begitu suami mengambil keputusan, meski keputusannya tidak seperti yang Anda kehendaki, belajarlah untuk tunduk dan menghormati keputusannya. Dan bila ternyata keputusannya tidak tepat, tetap berikan dukungan kepadanya, dan tetaplah mendampinginya menjalani apapun konsekuensi yang muncul dari keputusannya. Namun untuk keputusan yang berdampak penting dan besar bagi keluarga, maka Anda perlu mengajak suami untuk berdoa bersama meminta hikmat TUHAN. Bila sepertinya suami akan membuat keputusan yang kurang bijak, tetaplah dengan penuh kasih memintanya untuk mempertimbangkan kembali, minta pendapat dari pemimpin rohani, ataupun teman, kerabat, atau tenaga profesional yang kompeten akan hal tersebut. Sampaikan bahwa Anda mengasihinya, dan tidak ingin dia melakukan keputusan yang dia sesali di kemudian hari.

Tak ada orang yang sempurna, juga suami-suami kita. Daripada kita ‘membuang tenaga dan waktu’ untuk memarahi pasangan kita, menyalah-nyalahkannya atas apa yang terjadi akibat kelemahannya, lebih baik kita menggunakan waktu dan tenaga untuk memikirkan solusi masalah, dan membantunya untuk tidak lagi melakukan kesalahan atau kelemahan yang sama.



Ervien Nany
Pembicara Family First Indonesia
Penulis Buku : "Menjadi Seorang Istri"

Terverifikasi :
Project ini telah melewati proses verifikasi Family First Indonesia.
Kunjungan Lokasi :
Project Creator telah mengunjungi lokasi dan memiliki orang yang dapat dihubungi di lokasi tersebut.
Kunjungan Staff :
Team Family First Indonesia telah mengunjungi lokasi project ini.
Terhubung :
Penggalangan dana ini terhubung dengan yayasan (XXXXXX)