Processing...

DISLEKSIA & PENDAMPINGANNYA


Diposting oleh | Sat, 10 Oct 2020 05:14:27

Disleksia merupakan perbedaan dalam proses belajar yang ditandai dengan kesulitan membaca, menulis, atau mengeja bagi seseorang dengan disleksia.

Seseorang dengan disleksia akan kesulitan untuk mengidentifikasi kata-kata yang diucapkan dan mengubahnya menjadi huruf atau kalimat.

Disleksia pertama kali diidentifikasi oleh dokter dari Jerman Oswald Berkhan pada tahun 1881, dan secara resmi dinamai "disleksia" oleh seorang dokter mata bernama Rudolph Berlin pada sekitar tahun 1887.

Berkhan menemukan adanya gangguan perkembangan membaca yang kemudian dinamai disleksia, saat ia mempelajari kasus seorang anak laki-laki yang memiliki masalah serius dalam belajar membaca dan menulis dengan benar, meskipun secara keseluruhan cerdas dan mampu secara intelektual dan fisik. Bahkan, meski seseorang dengan disleksia mengalami perbedaan dalam proses belajar belajar, kondisi ini tidak memengaruhi tingkat kecerdasan seseorang.

Disleksia tidak memengaruhi tingkat kecerdasan seseorang. Seperti halnya anak-anak lain, anak-anak dengan disleksia memiliki kekuatan dan kelemahan yang unik.

Mereka mungkin mengalami kesulitan dalam pengembangan tata bahasa tetapi sangat berbakat di bidang lain. Sebagai contoh, seorang anak dengan disleksia dapat memiliki kesulitan untuk menulis dan membaca kata-kata sederhana tetapi sangat pandai dalam musik, olahraga, atau seni.

Diperkirakan ada sekitar 10 % dari total populasi dunia adalah individu-individu dengan disleksia, sehingga tidak jarang kita akan menemui anak-anak yang memiliki perbedaan dalam proses belajar karena kondisi ini.

Tidak sedikit orang menilai, bahwa seseorang dengan disleksia itu adalah orang yang aneh, bodoh, bahkan dikatakan malas. Sekolah yang seharusnya menjadi wadah tumbuh kembang mereka, malah sering berbalik menjadi tempat menuai perundungan.

Asosiasi Disleksia Internasional telah mencanangkan bahwa selama bulan Oktober setiap tahun, akan diperingati sebagai Bulan Kesadaran Disleksia.

Beberapa saran bagi orang tua dan para pendidik dalam mendampingi anak dengan disleksia adalah sebagai berikut:

  1. Mencari tahu kelemahannya untuk diintervensi/diberi masukan (kompetensi dasar individu tetap harus di perhatikan agar anak bisa survive)
  2. Akomodasi (memberikan perlakuan yang sesuai, adil bukan berarti sama, karena setiap anak disleksia memiliki beda area disleksia, jadi beda pendampingannya)
  3. Remedial (ulang terus sebagai bentuk penguatan terhadap hal yang menjadi prioritas intervensi)
  4. Cari komunitas yang mampu mendukung, yang memiliki frekuensi yang sama agar dapat saling menguatkan dan berbagi pengalaman)


Bulan Kesadaran Disleksia (Dyslexia Awareness Month) selalu merupakan kesempatan yang baik untuk meningkatkan kesadaran dan pemahaman tentang disleksia dan membantu membawa perubahan positif. Meski tahun ini berada di tengah pandemi, namun setidaknya bagi kita semua yang peduli, kita mampu berbuat baik untuk mereka yang hidup dengan disleksia.

Hadirkan pengalaman menyenangkan saat berinteraksi dengan anak, gunakan bahasa yang jelas dan sederhana dan hindari penggunaan kata-kata yang sulit. Lakukan kegiatan yang melibatkan berbagai panca indera seperti indera penglihatan, pendengaran, kinestetik, sentuhan, guna membantu perkembangan anak.

Beri kesempatan untuk bertanggung jawab dalam proses belajar. Ini dapat dilakukan dengan melibatkan mereka dan menjadikan peserta aktif. Selain itu, tantang mereka di bidang-bidang di mana mereka memiliki potensi agar kita dapat menemukan dan mengembangkan talenta mereka.

Terverifikasi :
Project ini telah melewati proses verifikasi Family First Indonesia.
Kunjungan Lokasi :
Project Creator telah mengunjungi lokasi dan memiliki orang yang dapat dihubungi di lokasi tersebut.
Kunjungan Staff :
Team Family First Indonesia telah mengunjungi lokasi project ini.
Terhubung :
Penggalangan dana ini terhubung dengan yayasan (XXXXXX)