Berdasarkan penelitian oleh American Psychological Association, menjaga jarak fisik dapat menimbulkan rasa cemas, takut, stres, kebosanan, mudah marah, dan rasa frustrasi; dan ini juga bisa terjadi pada anak-anak. Mengapa demikian? Karena mereka yang masih dalam masa perkembangan secara emosional, dan masih sangat perlu terhubuang/terkoneksi secara sosial dengan anak-anak sebayanya.
Koneksi sosial anak-anak terhadap dunia luar jadi berkurang sebagai imbas COVID-19. Setidaknya dalam beberapa bulan terakhir, anak-anak kehilangan kesempatan bergaul dan bermain dengan teman sebayanya. Dampaknya, anak menjadi bosan, mudah marah, mencari perhatian, merajuk, dan makin manja.
Berikut ada beberapa hal yang perlu orangtua perhatikan dan lakukan, agar anak tetap bisa ceria.
1. Tetap tenang. Disadari ataupun atau tidak, anak selalu meniru sikap orang tuanya. Mereka amat peka dengan perubahan emosi, karena senantiasa mengikuti gerak-gerik orang tua. Jika orang tua merasa cemas, panik atau menunjukkan emosi negatif, anak-anak pun akan merasakannya dan bereaksi serupa. Karena itu penting bagi orang tua untuk tetap bersikap tenang. Bila perlu, hindari menonton televisi atau membaca berita, ataupun membuka media sosial yang memberikan informasi tentang perkembangan kasus Corona, apalagi kabar berita yang tak jelas sumbernya.
2. Tularkan semangat positif dan jujur kepada anak atas kondisi saat ini. Anak-anak mungkin bertanya kenapa mereka tidak boleh bersekolah ataupun bermain dengan teman-temannya. Berikan informasi akurat berdasarkan fakta, namun gunakan gaya bahasa sederhana, positif, tidak menakuti-nakuti. Di saat bersamaan, yakinkan bahwa mereka aman dan terlindungi. Tanamkan kepada anak untuk aktif bertanya kepada Anda sebagai orangtua.. Ajarkan agar mereka pandai memilah dan memilih informasi, terutama melakukan cek ricek dengan sumber berita yang terpercaya, agar jangan sampai 'termakan' hoax. Anda bisa mengajak anak-anak untuk menonton film yang mengandung nilai-nilai yang baik dan positif, sebagai salah satu cara menghibur mereka.
3. Atur jadwal kegiatan rutin bersama, tapi tetap ada ruang untuk bersikap fleksibel. Anak yang bersekolah terbiasa memiliki aktivitas belajar dan bersosialisasi rutin dalam kehidupan mereka sehari-hari; yang untuk sementara waktu ini hilang seiring waktu isolasi mandiri akibat pandemi COVID-19. Untuk itu penting menyusun jadwal kegiatan anak-anak agar mereka merasa tenang di masa tak menentu ini. Orang tua bisa meniru jadwal yang diterapkan sekolah dan menjadi pengawas langsung kegiatan harian anak. Bahkan orang tua bisa menambah aktivitas life skill, seperti mengajak anak belajar bertanam, memasak resep baru, membuat karya seni, bernyanyi bersama, dan sebagainya. Satu hal yang perlu diingat: jangan kaku dengan jadwal yang sudah ditetapkan.... Fleksibel, tapi tetap konsisten.
4. Bijak dalam menggunakan gadget dan internet. Bijak bukan berarti melarang sama sekali. Apalagi saat bersekolah di rumah ini semua bentuk pengajaran, pengumpulan tugas, pelaksanaan ualangan, dilakukan dengan memanfaatkan kecanggihan teknologi digital. Dalam hal ini, ajak anak-anak lebih bijak mengelola penggunaan gadget dan internet untuk aktivitas positif, seperti mengikuti kegiatan belajar jarak jauh , dan bersosialisasi dengan teman sebaya melalui berbagai media komunikasi maupun media sosial. Yang penting tidak dilakukan berlebihan dan melupakan jadwal yang sudah ditetapkan di atas. Lagipula, menatap layar elektronik terlalu lama ternyata bisa menyebabkan anak merasa tidak nyaman. Menurut penelitian, sebaiknya anak hanya boleh menggunakan layar elektronik maksimal dua jam sehari. Agar perhatian mereka tak hanya terpaku pada gadget, ajak mereka melakukan aktivitas-aktivitas yang seru dan menyenangkan.
5. Libatkan anak dalam kegiatan ibadah bersama. Meski berada di nomor terakhir, tapi justru ibadah bersama ini adalah aktivitas yang paling penting di antara yang lainnya. Selain membuat seluruh anggota keluarga bertumbuh secara rohani, ibadah bersama juga akan menanamkan sebuah prinsip kepada anak-anak, agar mereka sadar kepada siapa mereka harus percaya dan berharap, khususnya di masa-masa sulit dalam hidup mereka kelak.
Demikian hal-hal yang perlu orangtua ketahui dan lakukan, untuk menjaga emosi anak tetap stabil, dan mereka tetap ceria di masa pandemi ini. Tetaplah semangat.... Tetaplah optimis... Dan yakinlah, badai pasti berlalu...!!