Pandemi COVID-19 telah mengubah banyak hal termasuk rutinitas sehari-hari, pemerintah juga meminta masyarakat untuk bisa beradaptasi dengan "gaya hidup normal baru" atau the new normal dalam menghadapi virus Corona.
New normal juga membentuk kebiasaan baru saat pulang ke rumah. Yakni langsung mencuci tangan dan berganti pakaian. Tak ada cium pipi kanan-kiri saat bertemu rekan atau teman serta tak ada pelukan hangat saat bertemu sanak keluarga.
Meski begitu, tidak semua orang mudah beradaptasi menghadapi gaya hidup baru atau the new normal.
Dampak pandemi yang berat akan lebih dirasakan oleh orang yang mudah tertekan. Karenanya, usaha lebih besar juga akan dibutuhkan untuk bisa mencapai tahap penerimaan gaya hidup normal baru atau the new normal.
Berikut kiat dan cara agar tidak stres dalam menghadapi kondisi kenormalan baru:
Pertama, istirahat sejenak dari semua informasi yang berkaitan dengan pandemi. Tak perlu membaca, mendengarkan, atau menonton berita, termasuk media sosial. Mendengar info pandemi berulang kali, bisa membuat hanyut dalam kekhawatiran yang berlebihan. Alihkan perhatian untuk melihat informasi yang lain, atau menonton film atau acara yang bisa membuat kita lebih rileks.
Kedua, jaga kesehatan tubuh. Meski tak bisa keluar rumah, olahraga ringan secara teratur bisa tetap dilakukan. Anda dapat melakukan meditasi, yoga, latihan napas hingga stretching. Barengi olahraga dengan makanan sehat dan bernutrisi. Hindari penggunaan alkohol, rokok, dan obat-obatan yang tidak perlu, dan kurangi konsumsi GGL (garam, gula, lemak). Bisa juga mempertimbangkan untuk mengurangi makanan dan minuman yang justru bisa membuat kita mudah stress. Anda bisa googling atau mencari artikel kesehatan di media sosial untuk hal ini.
Ketiga, luangkan waktu untuk bersantai. Lakukan kegiatan yang disukai. Aktivitas fisik dapat mengusir stres, sebab berdasarkan penelitian ada hubungan terbalik antara stres dan aktivitas fisik. Aktivitas fisik dan olahraga terbukti penting dalam manajemen stres yang efektif karena dapat menurunkan kadar hormon-hormon stres seperti adrenalin dan kortisol dalam tubuh. Aktivitas fisik juga dapat memicu produksi endorfin, bahan kimia yang diproduksi oleh otak dan berfungsi sebagai pereda rasa sakit. Endorfin, juga dapat menghasilkan perasaan relaks dan optimisme ketika seseorang berolahraga rutin.
Keempat, bersosialisasi lewat berbagai sarana komunikasi. Bicaralah dengan orang yang dipercaya mengenai kekhawatiran dan perasaan diri sendiri. Beban di hati akan berkurang dengan menceritakannya kepada orang lain.
Nah, ketika Anda sudah mulai menerima keadaan normal baru, jangan lupa untuk tetap menjaga kesehatan fisik dan mental serta memelihara optimisme. Selain itu, dorong diri untuk terus belajar sesuatu yang baru dan fokus pada proses, bukan kesempurnaan.
Bila Anda memerlukan pertolongan dari tenaga profesional untuk menjalani masa pandemi ini, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan tenaga profesional yang kompeten.